Selasa, 13 Maret 2012

fenomena alam , hujan darah

Fenomena Alam, Hujan Darah di India dan Hujan Ikan di Jepang.
Heboh!!! Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan beberapa gambar atau bahkan video yang sengaja di upload di dunia maya, seperti You Tube. Mengenai fenomena alam, begitu Misterius…, mencengangkan…, menakutkan…, menimbulkan rasa penasaran, antara percaya dan tidak percaya.
Dunia diguncang dengan berita mengenai hujan air berwarna merah yang lalu diyakini oleh masyarakat adalah hujan darah. Tepatnya pada tahun 2001 disebuah kota bernama Kralla di Negara India yang mayoritas beragama Hindu telah benar-benar meyakini bahwa hujan yang mengguyur kota Kralla adalah hujan darah.
Terlebih lagi saat ilmuwan dari universitas Mahatma Gandhi melakukan penelitian dari sample air hujan yang berwarna merah tersebut, didalamnya telah ditemukan partikel dan sel sel DNA mahluk hidup yang menyerupai sel darah manusia. Hanya saja diberitakan bahwa sel sel DNA tersebut bukan berasal dari mahluk hidup yang ada di dunia, lalu?! benarkah air berwarna merah yang bercampur dengan air hujan di India berasal dari darah mahluk luar angkasa? E.T? Alien? atau sejenisnya ? ( Ughh….diluar akal sehat manusia untuk mempercayainya )
Entahlah, yang jelas disaat perdebatan para pakar ilmuwan dan para ulama memperbincangkan hujan darah di India, tiba-tiba dunia kembali dikejutkan dengan fenomena hujan yang mengguyur di Australia dan Jepang. Hujan air yang mengikut sertakan mahluk hidup seperti ikan yang berjatuhan di bumi Australia dan mahluk hidup perpaduan ikan dan katak yang menghebohkan kota Taiwa dan Nakarato di Jepang, adalah Fenomena alam yang sama sekali sulit di terjemahkan secara ilmu tekhnologi. ( Bukankah tekhnologi berpusat di Jepang? )
Tidak sedikit ilmuwan yang berbondong-bondong melakukan penelitian dan menghasilkan analisa seperti terjadinya hujan yang diawali dari penguapan udara permukaan air laut, kemudian menjadi awan dan membentuk anak-anak air lalu air tersebut berjatuhan ke bumi dan untuk selanjutnya kita terbiasa menyebutnya sebagai hujan.
Sehingga para ilmuwan pun memiliki beranega ragam hasil dan teori-teori temuan mereka tentang hujan ikan dan katak. Mungkin pada saat terjadinya badai tornado, badai yang kita ketahui membentuk gulungan angin dengan kekuatan maha dahsyat ini telah membawa beberapa ikan dan katak dari permukaan laut keangkasa, sehingga pada saat curah hujan datang ikan atau katak tersebut pun membaur jadi satu dengan air hujan.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, selama diangkasa bagaimana ikan dan katak bisa bertahan hidup? Jangan-jangan legenda pangeran katak benar adanya, dan mereka terselamatkan oleh Pangerannya hingga turun hujan. Hehehehe…., Nah kalau memang seperti itu bukankah mahluk yang hidup dilautan tidak cuma ikan dan katak? ( Tapi mengapa hanya dua mahluk hidup itu saja yang meramaikan hujan di Australia dan Jepang ).
Sekali lagi dunia pun belum mampu menjawabnya dengan pasti mengenai fenomena hujan darah, ikan dan katak. Kita kembali dibuat tagjub dengan fenomena air terjun darah di benua Antartika kutub selatan. ( kalau di Indonesia heboh air terjun pengantin yang banyak adegan syuurrr nya ya…? Hiks )
Benua Antartika di Kutub Selatan adalah benua es beku yang biasa disebut gunung salju, negeri berselimut salju nan dingin baru baru ini meleleh karena panas bumi yang sangat meningkat, hingga terbentuklah bongkahan-bongkahan yang pada sela-sela bongkahan tersebut mengalir air berwarna merah pekat, merah darah!
Fenomena air terjun darah ini pun tidak luput dari penelitian yang katanya warna merah menyerupai darah ini memang benar-benar darah, darah yang dihasilkan dari jutaan mikro bakteri kuno yang selama puluhan tahun telah bertahan hidup, bersembunyi dibalik balok balok es tersebut, karena umurnya yang sudah sangat tua mengakibatkan mikro bakteri kuno tersebut mati dan mengeluarkan darah, begitu katanya….
Air terjun yang terbentuk dari sela sela bongkahan gunung es sangat indah terlihat dari kejauhan, perbaduan warna putih dan merah yang kabarnya sampai saat ini masih terus mengalir, lalu sebanyak apa mikro bakteri tersebut sehingga dapat menghasilkan aliran darah yang tiada henti? Luar biasa………( Mengingatkan kita tentang laut merah yang terbelah dari pedang Nabi Musa yang tertulis di kitab suci Al-Quran )
Ya, boleh saja para pakar Ilmuwan terpandai sekalipun didunia ini berspekulasi tentang fenomena alam yang terjadi dimuka bumi yang sangat mengagetkan akhir akhir ini, sah sah saja mereka berlomba menyampaikan analisa demi mengobati rasa penasaran manusia. Namun bukankah kita semua mahluk hidup dari tumbuhan, binatang dan manusia yang dibekali akal pikiran yang paling mulia adalah ciptaan Tuhan? Jadi percaya atau tidak percaya tentang adanya fenomena alam yang makin banyak ditunjukan oleh Nya sudah sepatutnya kita percayai sebagai kekuatan dan kekuasaan Tuhan pemilik semesta alam.
Tanpa campur tangan Nya segalanya tidak mungkin terjadi, bahkan mungkin atau tidak mungkin, benar atau tidak benarnya berita mengenai fenomena-fenomena alam tersebut akan menjadi mungkin dan akan menjadi benar hanya karena kekuasan Tuhan, Maha dari segala Maha. Daun yang jatuh dari tangkainya dan ranting-ranting kering yang patah pun tidak mungkin terjadi tanpa kuasa Tuhan.
Bahkan fenomena alam yang telah ditunjukan Tuhan hanya debu terhalus dan ion ion terkecil dari kuasa Tuhan, dari kebesaran Nya. Sehingga sudah sepantasnya kita senantiasa memuji keagungan Nya… tidak lepas dari rasa syukur atas kehidupan dan nafas yang selalu diberikan Nya dan kembalikanlah segalanya hanya kepada Tuhan, Zat pemilik hidup dan kematian.
Fenomena alam tentang hujan, mengingatkan kita pula untuk selalu “Sedia payung sebelum Hujan”, dalam mengarungi kehidupan dialam fana untuk kembali kealam berikutnya.

Selasa, 10 Januari 2012

persahabatan

sahabat ..
insan yang dipersatuka karena hal persamaan , dia yang selalu mengerti hati , perasaan , dan perilaku tentang kita apapun masalah kita , bagaimana pun perasaan yang kita tutupi , dia mampu membaca dan mengerti tentang kita
sahabat ..
dia mampu mebawa kita senang saat kita bahagia , sedih , susah , senang
dia mampu mebuat kita merasa memiliki hidup tanpa beban , karena kadang kita tak mampu untuk bercerita kepada saudara bahkan orang tua
sahabat ..
kadang , dia yang mampu melihat terlebih dahulu sebelum kita
kadang dia mampu membuat kita kuat melebihi pacar atau orang tua
buat saya , sahabat adalah segalanya .. dan buat saya , sahabat adalah kekuatan saya setelah orang tua dan keluarga saya :)
terimakasih teman , karena kamu mau menjadi sahabat ku :) semoga Allah selalu menjaga persahabatan kita dimana pun dan apapun keadaannya :)

Dunia Pesantren

Awalnya , dunia pesantren asing buat saya , tidak nyaman dan tidak suka dengan keadaan dan kehidupan , saya masuk ke pesantren karena orang tua saya . kebetulan dari TK sampai SMA saya masuk dalam sekolah islam dan keinginan orang tua . ketika saya SMA , masuk kedalam ruang lingkup pesantren , sempet kaget dan tidak bisa untuk menerimanya . dimana saya yang dulu terbiasa dengan orang tua , tetapi sekarang hidup sendiri tanpa mereka .
pada saat masuk pesantren , sedih itu tidak terasa namun lambat laun , rasa rindu itu hadir . saya selalu pulang setiap minggu , sampai ustadz yang memberi izin tidak bisa melarang karena saya selalu nangis ketika izin hehe seiring berjalannya waktu ketika saya menjalani kehidupan saya mulai merasa nyaman dengan keadaan , peraturan , bahkan kegiatan . dari mulai saya mengikuti pengajian , sekolah , sholat bareng , wirid bareng , semua saya lakuin berdasarkan peraturan yang telah dibuat para asatidz dan Abi .
rasanya nikmat dengan dunia pesantren ,  namun kadang setan selalu ada dan menggoda kita sebagai manusia hehe :D kenikmatan buat saya tersendiri pada saat disana dan tidak ada yang mampu mengalahkan , pada saat bangun pagi , wirid , ngaji , semua itu buat saya rindu kebersamaan disana , semua terasa seperti saudara , semua tidak ada perbedaan , semua menjadi satu karena kita adalah ukuwwah (saudara).
saat kumpul bareng Abi (ketua pesantren) dan ngaji , Abi selalu bilang : "NGAJI !! NGAJI !! NGAJI !! WIRID !! WIRID!! kalian gaakan berhasil kalo kalian gapernah kenal dan deket sama Allah !!" yah .. begitulah Abi , Abi mendidik kita keras , Abi tidak mau anak perempuan khusunya kami para santriat disana mengenal cinta terhadap laki-laki , karena kata Abi , laki-laki hanya bisa membuat kita jatuh dan tidak punya kehormatan nya .
para ustadz pun disana selalu memberikan kepada kita nasihat-nasihat yang menguatkan kita untuk hidup diluar pesantren , kami selalu diajar untuk hidup dengan mengnal Allah , bersyukur dan hadirkan Allah disetiap langkah dan tingkah kita .
rinduuuuuuuuuuuu .. rinduuuuuuu saat dimana kita berjuang untuk melawan hawa nafsu kita , rindu kebersamaan kita pada saat kita wirid , ngaji dan sholat . dan sekarang saya mersakan betapa perlunya saya terhadap itu semua , Ya Allah .. andai waktu dapat diputar , saya ingin memperbaiki diri lagi dan kembali kesana .
pesan ustadz saya banyak , namun yang selalu hadir didalam hidup saya adalah , "cinta itu adalah nikmat , namun bisa menjadi laknat" , dan ada juga yang berkata "orang yang berhasil hidup nya adalah orang yang tinggal dipesantren" semoga saya termasuk orang yang seperti itu , amin Ya Allah :)

manusia dan kegelisahan

Pertobatan Niniwe dan Kemarahan Yunus (Yunus 3 & 4)

Printer-friendly versionSend to friend
Tidak ada lagi “Mr. Nice Guy”

Pendahuluan

Dulu kami memiliki kucing siam yang sangat berani. Pemilik tanah kami memiliki seekor burro bernama HeHaw padang rumput disebelah rumah kami. HeHaw sedang hamil, yang membuat dia lebih cepat marah dari sebelumnya. Suatu hari ketika ketika kita melewati kandang untuk melihat HeHaw, kucing kami ikut. Payahnya, kucing itu mulai mendekati burro itu. Burro melihat menakuti kucing itu, tapi baik Jeannette atau saya tidak berniat mengambil kucing kami, jadi kita tetap berharap hal itu tidak apa-apa daripada memusuhi binatang itu. Hal yang tidak diinginkan terjadi, kucing itu melewati batasan yang ditentukan oleh burro. Dengan satu tendangan cepat, kucing itu terbang diudara dan mendarat dalam jarak yang jauh. Dia bangun menggoyang kepalanya, telah belajar kalau burros itu tida tertarik dengan kucing, sekuat apapun dan seberani apapun dia.
Saat saya membaca pasal 3 dan 4 kitab Yunus, saya mendapat perasaan yang sama ketika kucing kami menggoda HeHaw. Yunus, seperti kucing kami, dengan keras kepala menyerang Tuhan dalam pasal 4. Dia sangat serius melanggar batasan. Saat kita membaca pasal ini kita mengetahui bahwa Yunus akan mendapatkan perkataan yang terkenal dari Tuhan. Dan kita tidak bisa memberikan banyak simpati baginya jika hal ini terjadi.
Cukup aneh, Yunus tidak dihajar, walaupun dia layak untuk itu. Kitab berakhir dengan teguran yang menggantung, membuat pembaca merasa tidak nyaman. Kitab ini tidak membuat kita menjadi nyaman, seperti kita inginkan. Kitab ini tidak dimulai dengan “suatu saat…” juga tidak dengan akhir yang bahagia “hidup bahagia selamanya.”
Ketidaknyamanan kita akan akhir kitab ini direncanakan. Tuhan tidak menghendaki kita nyaman, karena pertobatan dan perubahan sering hasil dari kenyamanan kita. Pertanyaannya, “apa yang membuat kita nyaman?” pasal dan 4 menunjukan dosa yang sangat serius dari Yunus, yang sering terjadi sekarang ini. Mari kita memperhatikan dengan seksama portes Yunus dan penyelidikan Tuhan sebagai penutup pelajaran kita akan Kitab Yunus.

Structure dan Setting Tulisan

Structure tulisan bisa diringkas sbb:
3:1-10
Kothbah Yunus dan Pertobatan Nineveh
3:10-4:11
Tuhan “menjadi lembut” dan Kemarahan Yunus
3:10-4:4
Doa Protes Yunus dan Respon God
4:5-9
Dari Sukacita ke Penderitaan: Tanaman, Ulat, dan sang nabi
4:10-11
Perkataan Tuhan yang Terakhir
Tahapan peristiwa dalam 2 pasal terakhir telah diatur dalam 2 pasal awal kitab ini. Dalam pasal 1 Yunus diperintahkan Tuhan pergi keNiniwe, disitu dia harus menangis karena besarnya dosa kota itu. Sebaliknya Yunus pergi kepelabuhan diYopa untuk keTarsis, dipantai Spanyol. Yunus pergi kearah yang berlawanan!
Ketidaktaatan Yunus menghasilkan badai, yang hampir menghancurkan kapal, dan menakutkan seluruh pelaut sampai mereka memanggil tuhan mereka untuk menyelamatkan mereka. Saat yang sama, mereka membuang semua barang. Menemukan Yunus tidur terlelap dibawah kapal, kapten kapal menyuruh dia berdoa (yang tidak dilakukannya). Atas inisiatif pelaut, undi dilakukan untuk menentukan siapa yang menyebabkan hal ini. Melalui desakan dan interogasi, Yunus mengatakan kesalahannya dan untuk menyelamatkan mereka – dia harus dibuang keluar. Hanya setelah Tuhan menggagalkan usaha mereka untuk membawa Yunus kepantai baru melakukan hal itu. Mereka memulai tindakan ini dengan doa yang menunjukan perhatian mereka dalam membunuh orang tidak bersalah. Saat Yunus dibuang, laut menjadi tenang dan pelaut memuji Tuhan Israel dengan korban dan sumpah. Jika pasal ini ingin menunjukan sesuatu maka yang ditunjukan adalah perbedaan yang dramatis antara pelaut dan Yunus. Dia tidak taat pada perintah Tuhan; mereka taat pada apa yang Tuhan suruh melalui Yunus. Mereka terus berdoa dengan sungguh-sungguh, Yunus tidak. Mereka memiliki belas kasih terhadap Yunus; sedangkan Yunus seperti tidak memiliki sama sekali hal itu.
Pasal 2 menuliskan mazmur Yunus. Bentuk puisi dan terminology dalam mazmur Yunus sangat mirip dengan Kitab Mazmur. Dalam teologi dan penekanannya, mazmur Yunus jauh dari pola Alkitab dan idealnya. Mazmur Yunus berpusat pada diri, berfokus pada masalah diri, bahaya dan keselamatannya, daripada Tuhan yang mengijinkan dia hidup. Hal yang paling mengecewakan adalah tidak ada pertobatan dari pihak Yunus. Dalam mazmur ini ada bukti pandangan rendah terhadap nonYahudi dan tanda merasa benar sendiri dalam “pujian” Yunus. Maka dari itu, ketika Yunus memuliakan Tuhan atas keselamatan fisiknya, Tuhan memerintahkan ikan besar itu memuntahkannya kepantai.
Dalam pasal 3 dan 4, kesalehan tidak terlihat lagi dalam diri sang nabi. Inilah alasan judul saya diatas: “No More Mr. Nice Guy.” Dalam pasal 1&2, dosa Yunus terlihat, tapi masih terlihat tersembunyi dan pasif. Semua perubahan ini ada dalam pasal 3&4, karena saat Yunus berseru dan berkotbah Mimiwe bertobat sehingga Yunus marah dan keberdosaannya terlihat. Dalam pasal 1, Yunus hanya melarikan diri dari pelayanan terhadap Tuhan, tapi dalam pasal 4 Yunus menyerang Tuhan, berkeras kalau dia benar untuk marah kepada Tuhan. Dalam pasal 2, Yunus berdoa agar Tuhan menyelamatkan hidupnya, tapi dalam pasal 4, Yunus berdoa agar Tuhan mengambil nyawanya. Hal itu sangat berbeda.
Pada titik kritis inilah cerita kita dimulai. Perkataan pertama kepada Yunus sebenarnya pengulangan dari perintah yang diberikanNya sebelum badai dan pemenjaraan dalam ikan. Kita melihat kotbah Yunus di Niniwe, dan pertobatan dramatis seluruh kota, bersama dengan melembutnya Tuhan dari murkanya melalui Yunus.
Dalam pasal 4 Yunus menyatakan alasan pemberontakannya melawan perintah Tuhan untuk berkotbah diNiniwe. Peristiwa dalam pasal ini ditujukan untuk menunjukan dosa Yunus. Sementara dosa nabi yang tidak taat ini menjadi nyata pada pembaca, semua itu kelihatannya tidak berdampak pada Yunus, dan cerita ini berakhir dalam keadaan menggantung, melalui perkataan teguran terakhir Tuhan menggantung diudara, dan Yunus tetap marah pada Tuhannya.

Kotbah Yunus dan Pertobatan Nineveh
(3:1-9)

1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: 2 Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. 4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.
5 Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. 6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. 7 Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. 8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. 9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.
Untuk kedua kalinya “Firman Tuhan” datang kepada Yunus: “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu. (vs. 2). Itu bukan perintah baru yang diberikan pada Yunus, tapi pengulangan perintah dalam pasal 1. Kali ini Yunus taat, tidak dengan sukacita atau perilaku yang layak, tapi setidaknya Yunus pergi keNiniwe.
Populasi Niniwe, sangat besar (cf. 1:2; 3:2; 4:11). Kita juga tahu kalau kota itu ukurannya sangat besar. Kota itu digambarkan dikelilingi “dalam 3 hari perjalanan” (3:3). Sejarah secular memiliki latar belakang lebih mengenai kota Niniwe, ibukota Assyria.
Pesan Yunus sederhana, langsung, dan menakutkan: Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan. (3:4).16
Seperti pelaut dalam pasal 1, orang Niniwe menganggap serius perkataan ini sebagai penghakiman ilahi. Kita melihat “mereka percaya pada Tuhan” (3:5), yang menfokuskan pada iman nonYahudi pada Tuhan orang Yahudi, tidak hanya pada ketakutan mereka akan penghukuman. Bagi saya ada kebangkitan yang dihasilkan oleh proklamasi Yunus. Kebangkitan ini dimulai dari bawah keatas daripada atas kebawah. Orang-orang percaya Tuhan. Mereka berpuasa dan memakai pakaian berkabung (3:5). Responnya serentak, dari bawah keatas.
Saat perkataan ini sampai pada raja, pertobatan kota sudah berjalan, tapi karena peringatan Yunus dipercayai raja, dia memerintahkan hal yang sama untuk seluruh kota untuk bertobat. Dia secara pribadi bertobat (3:6). Raja membuat proklamasi agar semua orang Niniwe berpuasa dan tidak minum air (3:7). Baik manusia dan binatang memakai pakaian berkabung, dan semua orang berseru pada Tuhan bertobat dari perbuatan mereka yang salah (3:8).
Secara khusus menarik untuk diperhatikan adalah tidak perlu diberitahu kesalahan mereka. Tentu saja, Yunus sudah menjelaskan pada orang-orang, tapi kelihatannya tidak perlu adanya klarifikasi kembali. Masalahnya bukan pada kurangnya pengetahuan akan apa yang Tuhan tidak suka atau dosa, tapi kurangnya keinginan untuk tidak melakukannya. Masalahnya bukan informasi, tapi motivasi. Saya percaya jika bangsa kita menerima perkataan penghukuman Tuhan, kita tidak mendapat kesulitan menentukan apa yang kita lakukan itu dosa atau tidak.
Jika orang Niniwe hanya memiliki 40 hari, kenapa mereka berhenti berdosa? Seseorang mungkin mengira bahwa mereka melakukan itu karena perkataan, “makan, minum, bergembira, karena besok (atau 40 hari) kita akan mati.” Motivasi orang Niniwe meninggalkan kejahatan mereka digambarkan dalam ayat 9: “Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa” (3:9).
Sebagian orang merasa terganggu dengan Tuhan menyesal, yaitu mengubah pikiranNya menghancurkan Niniwe. Saya tekankan sekali lagi Yunus juga menginginkan itu (4:2), dan orang Niniwe berharap seperti itu (3:9). Jika Tuhan bermaksud menghancurkan Niniwe, kenapa Dia mengumumkannya kepada mereka ? Pengumuman atas Niniwe melalui Yunus bukan janji suatu akan terjadi tapi suatu peringatan. Orang Niniwe dengan tepat mengerti perkataan Yunus, saat mereka bertobat. Hal ini sesuai dengan perkataan Tuhan dalam Kitab Yeremia:
Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel! Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya. Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka. Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka. Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka. Sebab itu, katakanlah kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku ini sedang menyiapkan malapetaka terhadap kamu dan merancangkan rencana terhadap kamu. Baiklah kamu masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu! (Jeremiah 18:5-11, emphasis mine).
Janji berkat Tuhan bergantung pada ketaatan manusia, dan penghukuman Tuhan dielakan dengan pertobatan. Orang Niniwe berharap dan juga Yunus agar Tuhan memalingkan hal itu atas prinsip diatas.

Pertobatan Nineveh, Penyesalan Tuhan, dan Kemarahan Yunus
(3:10–4:11)

10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
1 Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. 2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. 3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup. 4 Tetapi firman TUHAN: Layakkah engkau marah?
5 Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. 6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. 7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. 8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.
9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu? Jawabnya: Selayaknyalah aku marah sampai mati. 10 Lalu Allah berfirman: Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. 11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?
Tuhan memperhatikan pertobatan Niniwe, yang lebih daripada kata-kata atau bukti sikap. Ayat 10 tidak mengatakan pada kita Tuhan mengindahkan perkataan Niniwe atau menghargai pakaian berkabung dan debu mereka, tapi Dia memperhatikan kemauan dan perbuatan mereka sudah berubah, mereka “berbalik dari perbuatan mereka yang jahat.” Itulah pertobatan yang sungguh-sungguh. Tidak hanya perkataan penyesalan yang sudah biasa, “saya minta maaf” tapi perubahan perilaku menunjukan perubahan hati yang murni. Niniwe benar-benar bertobat dari perbuatannya yang jahat dan Tuhan memalingkan kehancuran yang direncanakanNya.
Penting untuk diingat bahwa kita tidak diberikan penjelasan tentang pertobatan orang Niniwe yang cepat, menyeluruh dan sungguh-sungguh. Mungkin para pelaut sudah mendahului Yunus, dan memberikan laporan mujizat yang terjadi. Kehadiran Yunus, membuktikan tanda yang besar bagi orang Niniwe. Mungkin ada peristiwa lain yang mempersiapkan orang Niniwe bagi pertobatan mereka,17 tapi tidak banyak disebut. Tentu saja tidak adanya laporan itu untuk mendramatisir pertobatan diibukita Assyrian.
Petunjuk Tuhan terhadap pertobatan orang Niniwe bersifat informative, dan meneguhkan penyelidikan kita:
Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu. Tetapi jawab-Nya kepada mereka: Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti YUNUS TINGGAL DI DALAM PERUT IKAN TIGA HARI TIGA MALAM, DEMIKIAN JUGA ANAK MANUSIA AKAN TINGGAL DI DALAM RAHIM BUMI TIGA HARI TIGA MALAM. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! (Matthew 12:38-41).
Permintaan orang Farisi untuk tanda dari Tuhan kita, membuat Tuhan membuka kita Yunus, dimana 2 pelajaran bisa diambil. Hal pertama, Yesus menjanjikan satu tanda akhir yang mirip dengan nabi Yunus. Seperti Yunus ada diperut ikan 3 hari dan 3 malam, Yesus ada diperut bumi dalam periode yang sama. Kebangkitan Yesus akan menjadi tanda bagi Israel, seperti Yunus keluar dari perut ikan adalah suatu tanda (mungkin untuk Israel). Tanda terakhir ini, “tanda nabi Yunus” kematian Yesus, penguburan, dan kebangkitan akan menjadi bukti kuat bahwa Dia adalah Mesias.
Ada pelajaran kedua dalam kitab Yunus untuk Israel masa Yesus. Orang Niniwe langsung bertobat saat Yunus berkotbah, walaupun lebih sedikit bukti dibanding dengan orang Israel saat Yesus saksikan. Dan dibandingkan dengan Yesus, Yunus tidak sepenting atau hebat dalam berkotbah. Jika orang Niniwe bisa bertobat dengan bukti yang sedikit, maka pastilah masalah pemimpin Yahudi, Farisi bukan kurangnya bukti. Masalahnya sama sekali bukan pada tanda atau bukti, yang bisa diselesaikan dengan mengadakan tanda. Masalah orang Farisi dan ahli Taurat sama dengan Yunus, dan tidak ada tanda yang bisa mengubah penolakan mereka.
Saya menolak pandangan atas dasar pengajaran Yunus dan Tuhan kita, melihat “tanda nabi Yunus” bersisi dua. Tanda 3 hari Yunus ada diperut ikan dan kemudian dikeluarkan dalam keadaan hidup. Juga tanda kekerasan hati Yunus terhadap ajaran Tuhan, walaupun pesannya sangat jelas, dimana pesan itu juga diterima dan ditaati oleh non Yahudi.
Yesus menggunakan pertobatan orang Niniwe dalam Matthew pasal 12 menerima dan meneguhkan kesan yang kita dapatkan. Dia meneguhkan kenyataan bahwa orang Niniwe percaya Tuhan walaupun sedikit bukti. Hati yang terbuka pada firman dan kehendak Tuhan sangat cepat mengenali dan taat. Hati yang kurang terbuka – seperti kasus hati Yunus – tidak menerima pesan itu, walaupun sangat jelas.

Kemarahan Yunus pada Tuhan

Kalau Yunus seperti nabi dalam sejarah Israel, maka dia pasti bersukacita dengan hasil pelayanannya, pertobatan kota besar Niniwe. Dalam seluruh sejarah Israel, para nabi gagal menobatkan bangsa kepada Tuhan, dan dittolak bahkan dibunuh oleh bangsanya. Seperti Stefanus, “nabi mana yang tidak kamu aniaya?” (Kis 7:52a).
Selain sukacita pertobatan dan keselamatan orang banyak, dimana nabi seperti dia akan bersukacita, Yunus malah marah kepada Tuhan: “Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia” (4:1). Kenapa Yunus sangat marah pada Tuhan ? Yunus tidak malu menjelaskannya, dan dia mendoakan protesnya:
Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup. (Jon. 4:2-3).
Kemarahan Yunus sangat luar biasa. Perhatikan kenapa dia marah.
(1) Yunus marah pada Tuhan. Pada akhirnya Yunus tidak marah pada dirinya, atau manusia, tapi pada Tuhan yang kudus, benar, dan sempurna. Kemarahan Yunus sangat kuat sehingga dia lebih baik mati daripada hidup. Waktu pasal 2 dia ingin hidup sekarang dia ingin mati (4:3).
(2) Yunus marah pada Tuhan karena Dia bertindak sesuai dengan karakterNya, dan sesuai dengan harapan Yunus.
(3) Yunus marah pada Tuhan, memprotes atribut Tuhan dimana pemazmur memuji Dia. Pemazmur memuji Dia untuk kasih setia, anugrah, berkat, dan belas kasihan (cf. Ps. 86:5, 15), tapi untuk Yunua hal ini menjadI dasar protesnya daripada pujian.
(4) Yunus marah pada Tuhan karena Dia menunjukan anugrah terhadap orang Niniwe. Pertanyaan Tuhan pada Yunus seharunya menegur nabi tidak taat ini. Itu seharusnya mendapat perhatian Yunus akan keberdosaannya marah pada Tuhan. Siapa yang tahan kemarahan kudus Tuhan yang kudus dan sempurna? Lebih jauh, teguran lembut Tuhan seharusnya mengingatkan Yunus kalau Dia tidak hanya murah hati pada Niniwe tapi juga pada Yunus. Tentu saja, orang Niniwe bertobat, Yunus tidak. Yunus berkeras dalam pemberontakannya.

Tumbuhan dan sang nabi

Karena kekerasan Yunus dalam kemarahannya pada Tuhan, Tuhan membuat suatu pengalaman yang bisa menunjukan akar masalah nabi yang nakal ini. Ini dilakukan dengan memberikan dan mengambil suatu tumbuhan, yang memberikan kenyamanan bagi Yunus.
Sepertinya 40 hari sudah lewat, tapi penghukuman Tuhan tidak dijatuhkan atas kota Niniwe. Ini tidak mengejutkan bagi pembaca, tapi merupakan kekecawaan besar bagi Yunus. Yunus keluar dari kota, kesuatu tempat dimana dia bisa melihat kehancuran Niniwe, mungkin badai api atau hujan batu seperti yang menimpa Sodom dan Gomora. Disitulah Yunus sebagai pengamat terjadinya kehancuran, ingin melihatnya seperti orang Romawi berkumpul di Coliseum melihat orang Kristen dimakan singa.
Tuhan menumbuhkan tanaman, memberikan perteduhan yang memberikan Yunus rasa nyaman (4:6). Untuk pertama kali, Yunus dikatakan gembira, sangat gembira, akan kehadiran tanaman ini. Kegembiraannya sangat singkat, karena hari berikutnya Tuhan memerintahkan ulat melakukan tugasnya, yang mengakibatkan kehancuran tanaman. Ketika anda berhenti memikirkannya, Yunus seharusnya lebih mudah diidentifikasikan seperti ulat daripada tanaman. Dia seperti ulat, terlihat puas dengan kehancuran ciptaan Tuhan daripada mendatangkan kesenangan, seperti tanaman membawa keteduhan dan kesenangan bagi Yunus.
Bersama dengan ulat, yang menghancurkan tanaman, Tuhan mengirim angin panas, yang membuat Yunus merasa sangat tidak nyaman. Sementara Yunus ingin Niniwe “dibakar” dia sendiri “dibakar” oleh panasnya angin (4:8). Yunus tidak perlu ada disitu, dan tidak perlu menderita, tapi dia berkeras tinggal. Sekali lagi dia memohon kematiannya pada Tuhan.
Yunus sekali lagi marah pada Tuhan, sekarang karena tanaman dan ulat. Untuk kedua kali Tuhan menantang Yunus mempertimbangkan kemarahannya: Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu? (4:9). Dengan maksud yang tidak jelas, Yunus mengutarakan kembali haknya untuk marah pada Tuhan: Selayaknyalah aku marah sampai mati. (4:9).
Tuhan berkata terakhir kali dalam Kitab Yunus. PerkataanNya yang terakhir merupakan inti hal ini:
Lalu Allah berfirman: Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak? (4:10-11).
Berdasarkan adanya tanaman setidaknya terdapat dasar yang sama antara Tuhan dan Yunus. Yunus memiliki rasa sayang pada tanaman itu; Tuhan memiliki rasa sayang pada manusia. Rasa sayang Yunus seperti mazmurnya sangat rendah. Tuhan sekarang menunjukan maksudNya, untuk menunjukan sifat berpusat diri sendiri dari rasa sayang Yunus, terutama dibandingkan dengan rasa sayangNya pada orang Niniwe. Pertimbangkan beberapa perbedaan antara rasa sayang Yunus terhadap tanaman dan rasa sayang Tuhan pada manusia.
(1) Yunus iba pada tanaman; Tuhan iba pada manusia. Yunus ingin seluruh kota hancur, walaupun ada korban yang tidak bersalah, didalamnya 120.000 orang dan banyak ternak. Ternak dan manusia menderita. Tidak ada bukti tanaman seperti itu. Yunus iba pada tanaman tidak pada manusia atau ternak mereka.
(2) Yunus iba pada tanaman, yang tidak dia tanam; Tuhan iba pada manusia yang Dia ciptakan, dan Dia persiapkan dan janjikan berkat. Yunus tidak memiliki hubungan nyata dengan tanaman. Dia tidak menciptakannya, juga tidak menumbuhkannya. Tuhan menciptakan manusia, dan Dia pencipta semua mahluk. Tuhan peduli terhadap ciptaanNya, sehingga Dia ingin memberkatinya melalui keturunan Abraham, sehingga Dia mengirim AnakNya yang tunggal untuk mati bagi manusia. Yunus iba pada sesuatu yang tidak dikerjakannya.
(3) Yunus iba karena tanaman mati; Tuhan iba karena manusia akan mati selamanya. Yunus iba pada tanaman yang hanya ada satu hari. Tarulah tanaman itu bisa hidup satu tahun, atau lebih lama. Tapi penghukuman manusia itu kekal. Matinya tanaman tidak memiliki arti nyata; kematian orang Niniwe merupakan curahan murka Ilahi. Penghukuman kekal dan kehancuran manusia lebih penting dari tanaman mati.
(4) Tuhan iba pada yang tidak bersalah; Yunus tidak. Dia senang melihat orang tidak bersalah hancur bersama yang bersalah. (ingat, keturunan Niniwe yang menawan Israel) Satu hal orang jahat menderita karena dosa mereka, tapi hal berbeda dengan orang tidak bersalah menderita bersama dengan yang jahat.
(5) Yunus iba pada diri sendiri; Tuhan iba pada orang lain. Iba Yunus tidak hanya pada tanaman, tapi pada apa yang dilakukan tanaman bagi dirinya. Tanaman itu membuat dirinya nyaman. Kalau tanaman tidak membuatnya nyaman, dia tidak iba sama sekali. Iba Yunus sangat berpusat pada diri sendiri. Dia hanya peduli pada diri sendiri tidak pada yang lain. Sebaliknya Tuhan peduli pada manusia, orang berdosa dan yang menyerang Dia.

Tanaman dan Maksud

Untuk waktu lama, saya pikir akar masalah Yunus adalah egois, yaitu dia ingin anugrah Tuhan bagi dirinya dan Israel tapi tidak bagi yang lain terutama Niniwe. Saya sekarang berpendapat keegoisan Yunus hanya gejala. Kesedihan utama Yunus dengan Tuhan adalah anugrahNya. Natur dari anugrah menjijikan Yunus. Mari kita perhatikan karakteristik anugrah Tuhan yang membuat nabi tidak taat.
(1) Natur dan Asal Mula Anugrah. Natur atau inti anugrah adalah ketidaklayakan – berkat bagi yang tidak layak. Asal atau sumber anugrah adalah Tuhan. Yunus tidak suka anugrah karena itu sesuatu yang tidak layak bagi siapapun. Seorangpun tidak bisa merasa layak karena itu diberikan tanpa alasan apapun. Sederhananya, Yunus tidak suka anugrah karena itu pemberian Cuma-cuma.
(2) Penerima Anugrah. Penerima Anugrah, adalah yang tidak layak menerimanya. Yunus tidak ingin melihat dirinya tidak layak. Intinya, Yunus menderita kesombongan ras. Dia merasa sebagai orang Israel, Tuhan bertanggung jawab memberkati umatNya. Orang Niniwe, tidak layak, itulah kenapa Yunus protes kenapa anugrah diberikan pada mereka.
(3) Pembagian Anugrah. Anugrah, karena tidak ada yang layak menerimanya tapi diberikan, maka tidak ada yang bisa mengklaim hal itu. Maka tidak ada orang yang merasa layak menerima itu, bisa memaksa Tuhan memberikan anugrah. Karena anugrah tidak diberikan atas dasar kelayakan, maka dengan kedaulatan itu diberikan sesuai kehendakNya. Seperti kata Tuhan, “Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani.” (Exod. 33:19).
(4) Tujuan Anugrah. Tujuan dari anugrah, adalah kekudusan bukan kesenangan. Tanaman yang Tuhan berikan pada Yunus membuat dia “sangat gembira” dalam (4:6), tapi itu tidak membuat dia menjadi kudus. Maka dari itu Tuhan mengambil tanaman itu. Anugrah tidak diberikan untuk menggembirakan kita, membuat kita merasa enak, menyenangkan kita, tapi membawa kita pada persekutuan denganNya.
(5) Cara Anugrah. Jika tujuan anugrah untuk membuat kita kudus, maka cara anugerah tidak hanya yang menyenangkan tapi juga penderitaan sehingga kita berbalik dari dosa kita kepada Dia. Jika kita jujur pada diri kita dan dengan Tuhan, dan jika kita membaca Alkitab kita dengan sungguh-sungguh, kita menemukan pertumbuhan rohani kita lebih tinggi saat kita dalam penderitaan daripada senang.
Pikirakan tentang Yunus sebagai contoh. Tuhan menjawab doa Yunus sehingga Dia menyelamatkannya dari tenggelam, tapi tidak dengan cara yang menyenangkan. Tuhan menyelamatkan Yunus melalui ikan dan Yunus ada dalam perut ikan selama 3 hari 3 malam. Dimuntahkan keluar bukan hal yang membanggakan, tapi itu yang terbaik baginya. Demikian juga dengan perteduhan tanaman. Tuhan tidak berjanji terhadap kesenangan kita tapi kesungguhan kita. Maka dari itu Dia menggunakan pengalaman pahit untuk menguduskan kita. Penderitaan ini, seperti yang menyenangkan, merupakan pemberian anugrah Tuhan. Anugrah sering dialami saat yang paling tidak menyenangkan.
Ini menjelaskan semua yang dilakukan Tuhan, demikian juga kenapa Yunus tidak menyukainnya. Tuhan memberikan anugrah keselamatan kepada orang Niniwe yang tidak layak karena anugrah diberikan kepada yang tidak layak. Seperti, karena anugrah diberikan berdasarkan kedaulatan Tuhan, Tuhan bisa menyediakan tanaman bagi Yunus dan kemudian mengambilnya kembali.
Karena 2 karekteristik anugrah, Yunus tidak ingin menjadi bagian dari itu, dan kemudian menjadi bagian dari hidup. ANUGRAH BAGI YUNUS, TIDAK DISUKAI DAN MENYINGGUNG DIA. Sangat mudah melihat kenapa Yunus menolak kenyataan Tuhan memberi anugrah pada orang Niniwe, tapi bagaimana bisa dikatakan Yunus merendahkan anugrah walaupun sudah ditunjukan pada dirinya? KARENA ANUGRAH DIBERKAN PADA YANG TIDAK LAYAK, DAN YUNUS TIDAK MAU MENGAKUI DIA TIDAK LAYAK MENERIMA ANUGRAH TUHAN.
Bagaimana nabi memprotes anugrah pengampunan orang Niniwe? Hanya percara berkat Tuhan bagi yang layak. Bagaimana bisa seorang nabi protes saat Tuhan mengambil tanaman yang diberikanNya? Hanya dengan menganggap dia layak menerima tanaman itu, berpikir kalau Tuhan berhutang padanya memberikan tanaman itu.
Disini kunci seluruh kitab Yunus, dan dosa bangsa Israel, yang menyebabkan umat Tuhan beranggapan Tuhan harus memberikan berkat pada mereka dan menghukum musuh mereka. Yunus menolak prinsip anugrah, menukarnya dengan doktrin usaha. AKAR MASALAH NABI INI ADALAH MERASA DIRI BENAR. Orang yang merendahkan anugrah adalah orang yang menganggap diri benar. Untuk merasa diri benar, anugrah itu Cuma-Cuma, yang merendahkan penerima.
Hal yang dilupakan Yunus adalah pemilihan Tuhan atas Israel dan berkatNya pada Israel ats dasar anugrah semata, bukan karena Israel layak.
6 Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. 7 Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu--bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? -- 8 tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. 9 Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan, 10 tetapi terhadap diri setiap orang dari mereka yang membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Ia tidak bertangguh terhadap orang yang membenci Dia. Ia langsung mengadakan pembalasan terhadap orang itu. (Ul 7:6-10, emphasis mine).
Perhatikan kata “kasih setia” yang ada di ayat 9 diatas, karena inilah dasar kebaikan Tuhan pada Israel, juga pada orang Niniwe (Jon. 4:2).
Tuhan memperingatkan orang Israel bahwa ketika mereka masuk tanah Kanaan dan mengalami berkatNya, berkat anugrahNya, mereka cenderung menyombongkan kemakmuran mereka:
11 Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; 12 dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, 13 dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, 14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, … 17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. 18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. (Uleronomy 8:11-14, 17-18, emphasis mine).
Jika ini tidak cukup memperingatkan Tuhan melanjutkan peringatan terhadap Israel karena kesombongan kesuksesan mereka, yang diberikanNya atas anugrahNya:
Janganlah engkau berkata dalam hatimu, apabila TUHAN, Allahmu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: Karena jasa-jasakulah TUHAN membawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal karena kefasikan bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari hadapanmu. Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu engkau masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa itulah, TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya TUHAN menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub. Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk! (Ul. 9:4-6, emphasis mine).
Yunus, dan orang Israel, lupa bahwa berkat Tuhan adalah anugrah semata, bukan karena kelayakan Israel atau lebih tinggi dari nonYahudi. Mereka juga melupakan kalau Tuhan berjanji memberkati bangsa lain melalui Israel: “dan dalam engkau semua keluarga dibumi akan diberkati” (Gen. 12:3b).
Nubuat Yunus pada bangsa Israel yang ditulis dalam 2 Raj, adalah janji kemakmuran, disamping dosa bangsa itu. Tuhan berjanji memakmurkan Israel, tidak karena kesalehan mereka, selain dari dosa mereka. Mari lihat kembali nubuat ini.
Dalam tahun kelima belas zaman Amazia bin Yoas, raja Yehuda, Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, menjadi raja di Samaria. Ia memerintah empat puluh satu tahun lamanya. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Ia tidak menjauh dari segala dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula. Ia mengembalikan daerah Israel, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke Laut Araba sesuai dengan firman TUHAN, Allah Israel, yang telah diucapkan-Nya dengan perantaraan hamba-Nya, nabi Yunus bin Amitai dari Gat-Hefer. Sebab TUHAN telah melihat betapa pahitnya kesengsaraan orang Israel itu: sudah habis lenyap baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya, dan tidak ada penolong bagi orang Israel. Tetapi TUHAN tidak mengatakan bahwa Ia akan menghapuskan nama Israel dari kolong langit; jadi Ia menolong mereka dengan perantaraan Yerobeam bin Yoas. (2 Raj 14:23-27, emphasis mine).
Raja Israel jahat demikian juga dengan orangnya. Kemakmuran yang dikatakan Yunus tidak berkaitan dengan kerohanian, tapi karena dosa mereka. Berkat yang dijanjikan atas dasar anugrah.
Yunus juga penerima anugrah Tuhan, dan anugrah semata Yunus bisa protes pada Tuhan, bahkan sampai dia memilih mati. Yunus diselamatkan melalui ikan besar, dan keluarnya dari ikan semata anugrah. Demikian juga dengan pemberian tanaman, yang memberikan dia keteduhan dan kenyamanan. Mungkin anugrah terbesar Tuhan bagi Yunus adalah cara Tuhan berespon terhadap pemberontakannya. Betapa mudah kita membayangkan Tuhan membakar Yunus sampai renyah melalui kilat yang tiba-tiba!
Yunus mewakili Israel dimana dia tidak lagi melihat berkat Tuhan sebagai wujud anugrah Tuhan bagi orang yang tidak layak, tapi Dia seharusnya memberkati orang benar. Tidak heran Yunus merendahkan anugrah Tuhan. Dia tahu kalau anugrah diberikan dalam ketidaklayakan, dan dia serta Israel tidak memerlukan pertolongan Ilahi. Kesombongan dan rasa layak Yunus dan Israel terlihat jelas. Alasan penawanan Israel oleh Asiria sekarang jelas.
Kitab Yunus tidak berakhir dengan baik dan rapi, dengan perasaan “hidup bahagia selamanya” Jauh dari itu. Kita ditinggalkan dengan perkataan terakhir Tuhan pada Yunus, kata teguran. Kita tidak pernah diberitahu apakah Yunus bertobat. Menurut saya alasannya sederhana. Karena tidak ada solusi akhir dari dosa merasa diri benar dan keras kepala bangsa Israel disamping perjanjian baru dan kedatangan Mesias, Yesus Kristus. Kesimpulan Kitab Yunus tepat, karena itu menggambarkan jalan buntu antara Israel dan Tuhan mereka yang tetap ada saat Kristus ada dan sampai sekarang. Kitab terakhir dari PL, Maleaki, menuliskan perlawanan Israel terhadap perkataan Tuhan menegur dosa mereka:
Ucapan ilahi. Firman TUHAN kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi. Aku mengasihi kamu, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami? Bukankah Esau itu kakak Yakub? demikianlah firman TUHAN. Namun Aku mengasihi Yakub, (Mal. 1:1-2, emphasis mine).
Pada akhirnya, kekerasan hati akan ada sampai Pergolakan Besar dan kedatangan Mesias keduakali menghancurkan kekerasan hati, kesombongan umat pilihanNya, yang akhirnya diselamatkan bukan karena kelayakan mereka tapi karena anugrahNya.

Pembenaran Diri Yunus dan Orang Israel Masa Yesus

Yunus tidak hanya mewakili keadaan rohani bangsa Israel saat itu, dia juga menggambarkan pembenaran diri sebagian besar orang Israel, terutama pemimpin rohani, saat kedatangan Yesus pertama kali. Ketika Tuhan kita lahir, bukan orang punya jabatan kerohanian yang diberitahu, tapi yang rendah dan hina (cf. Luke 2). Ini dilihat dalam diri Maria (Luke 1:46-55). Kedatangan Kristus untuk nonYahudi (Luke 2:31-32), juga untuk Yahudi, dan juga orang majus tahu kelahiranNya dan memuji Dia (Matt. 2:1ff.). Pendahuluan pelayanan Tuhan kita dalam Luke pasal 4 (esp. vv. 16-21) menunjukan penekanan kedatangan Kristus untuk yang miskin dan tertindas. Kotbah diBukit memberikan bukti yang mirip tentang anugrah Tuhan.
Ketika Yesus memulai pelayananNya, sebagian besar waktu dan tenagaNya diberikan pada orang berdosa, yang menimbulkan reaksi pemuka agama Israel, ahli taurat dan Farisi:
Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa? (Mark 2:16).
Kenapa ahli Taurat dan Farisi tersinggung dengan kenyataan Yesus menghabiskan lebih banyak waktu denan orang berdosa daripada mereka? Alasan yang sama dengan kemarahan Yunus pada Tuhan. Pemimpin agama merasa mereka layak mendapatkan waktu dan kehadiran Yesus, dan orang berdosa tidak bernilai dan layak mendapat murka Tuhan (cp. Yoh 8:2-11). Mereka merendahkan nonYahudi bahkan kebanyakan orang Israel (cf. Yoh 7:49).
Kenapa ahli taurat dan Farisi bereaksi sangat kuat terhadap pengajaran Yesus ? Karena Dia menunjuk mereka sebagai orang berdosa, dan mereka tidak ingin mengakui itu. Mereka membenarkan diri. Maka dari itu mereka menolak Mesias dan merencanakan membunuhNya diatas salib Romawi.
Bahkan murid Tuhan, seperti Yunus, ingin melihat orang berdosa mati ditangan Tuhan:
52 ….. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. 53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. 54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka? (Luke 9:52b-54).
Setelah kematian, penguburan, kebangkitan dan kenaikan Tuhan kita, orang Yahudilah yang menentang penyebaran injil (cf. Kis 22:19-23). Bahkan orang Kristen Yahudi sulit memberitakan injil pada nonYahudi (cf. Kis 10-11, esp. 11:19). Karena beberapa orang Kristen Yahudi merasa lebih baik dari orang percaya yang nonYahudi, mereka memisahkan diri mereka atau mereka memaksa nonYahudi mengikuti aturan mereka (e.g. Kis 15:1; Gal. 2:11ff.). Sebenarnya pembenaran diri Yunus mewakili kecenderungan diantara orang Israel yang terus berlanjut selama berabad-abad.

Kesimpulan

Kitab Yunus banyak berbicara pada orang Kristen abad 20, juga kepada bangsa Israel segala zaman. Biarlah saya menyimpulkannya dengan menunjukan beberapa aplikasi untuk masa kini.
(1) Perbuatan Tuhan pada manusia selalu atas dasat anugrahNya, bukan usaha manusia. Dispensationalists (salah satunya saya) harus hati-hati agar tidak terlalu menekankan perlakuan Tuhan masa sekarang karena anugrah dan terhadap orang diPL dengan cara yang lain. Perbedaan masa sekarang sebagai masa anugrah cenderung menunjukan Tuhan memperlakukan manusia lain dengan PL. Yunus salah karena dia melupakan atau mengesampingkan prinsip anugrah. Tuhan selalu memperlakukan manusia atas prinsip anugrah. PL dan perjanjian yang beru hanya membuat Tuhan lebih leluasa memberikan anugrahNya. Kita jangan melihat perbuatan Tuhan dimasa lalu kurang beranugrah.
(2) Menolak anugrah Tuhan sehebat dan juga dosa umum seperti masa Yunus. Orang Kristen menjadi marah pada Tuhan sekarang ini, dengan alasan yang sama salahnya dengan Yunus. Kita tidak hanya seterbuka dan sejujur Yunus dalam mengakuinya. Kapan orang Kristen marah pada Tuhan?
  • Saat kita pikir kita patut mendapat sesuatu dari Tuhan dan kita menganggap Dia bersalah kalau tidak membarikan itu.
  • Saat kita pikir seseorang tidak layak, dan kita marah pada Tuhan karena memberkati mereka..
  • Saat Tuhan mengambil berkat kita, dimana kita pikir Dia tidak punya hak mengambilnya.
  • Saat kita membenarkan diri kita.
Saya percaya pembenaran diri telah masuk kedalam komunitas orang Kristen diAmerika. Orang Amerika cenderung menyombongkan kemakmuran mereka. Kita percaya bahwa kita diberkati karena kepintaran kita, kecerdikan kita, kerja keras kita, dan ketaatan kita pada Tuhan. Sebaliknya kita memberi alasan saat membagi kekayaan dengan yang lain dengan meyakinkan diri kita bahwa bangsa lain menderita karena ketidakbenaran mereka. Maka dari itu bangsa India banyak kemiskinan dan kelaparan, kami meyakinkan diri kita bahwa kemiskinan mereka adalah hasil dari pemujaan sapi. Sederhana kan? Tapi akhirnya itu semua adalah pembenaran diri.
Beberapa orang Kristen saat ini melihat kesembuhan Ilahi sebagai hasil kebenaran mereka daripada anugrah Tuhan. Saya tidak ingin berargumentasi apakah ada karunia menyembuhkan sekarang ini, saya memastikan Tuhan memang menyembuhkan. Apa yang sangat saya tolak adalah pendapat bahwa Tuhan harus menyembuhkan, kalau kita memiliki iman untuk itu. Apakah kesembuhan ilahi merupakan berkat anugrah Tuhan? Jika ia, maka hal itu bukan karena kelayakan bahkan dengan iman sekalipun. Apakah kesembuhan adalah anugrah ? Maka Tuhan bebas memberikannya pada siapa yang Dia pilih, bagi yang percaya maupun yang tidak, dan Dia bebas mengambilnya tanpa minta ijin. Kita tidak bisa menuntut anugrah, atau protes ketika kita tidak menerimanya (ingat tanaman Yunus).
Mari kita ingat, bahwa anugrah Tuhan tidak selalu datang dalam bentuk yang kita inginkan. Tuhan sangat murah hati pada Yunus, menyelamatkan dia melalui ikan besar. Apakah Yunus bisa memilih bentuk anugrah yang akan diberikan Tuhan, untuk tidak dalam bentuk perut ikan. Tuhan murah hati pada anakNya memurnikan mereka, mendatangkan penderitaan dan kesulitan kedalam hidup mereka, seperti yang dilakukannya dalam sejarah Israel. Kesulitan merupakan anugrah demikian juga dengan kemakmuran. Ingat kata-kata bahagia diKothbah diBukit!
Ayub mengerti bahwa Tuhan baik dan murah hati, apakah Dia memberikan kemakmuran atau mengambilnya, apakah Dia memberikan kesenangan atau kesakitan. Maka dari itu, ketika dia menerima berita kehilangan keluarga dia menjawab, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan” (Job 1:21).
Kegagalan, penderitaan, dan kesulitan sering hasil dari anugrah Tuhan karena saat hal ini masuk kedalam hidup orang Kristen mereka bertujuan menunjukan anugrah Tuhan bagi kita, orang lain, dan bahkan seluruh penghuni surga.
Prinsip anugrah, dimana kita diselamatkan, merupakan aturan perbuatan Tuhan dalam hidup kita, baik dia menunjukannya dalam kemakmuran atau saat penderitaan, dengan menopang kita dan mendekatkan kita pada hunungan yang lebih dekat dan dalam denganNya.
Prinsip anugrah juga mengatur hubungan kita dengan yang lain. Seperti Tuhan murah hati pada kita, kita juga harus murah hati pada yang lain, terutama yang tidak layak: orang yang jahat dan musuh kita, yang menindas dan yang memanfaatkan kita. Hanya dengan menunjukan anugrah kepada yang lain kita menunjukan anugrah Tuhan abgi kita.
(3) Kitab Yunus memberitahu kita tentang penginjilan dan kebangkitan rohani, yang sangat kita butuhkan. Saya percaya kitab Yunus memberitahu kita bahwa elemen berikut dibutuhkan untuk kebangkitan rohani. Ini bukan hanya untuk kebangkitan rohani namun penting untu semua:
Kebangkita membutuhkan orang-orang yang mau pergi dan memperingatkan yang terhilang akan murka Tuhan atas orang berdosa. Pengakuan dosa dan motivasi ingin diselamatkan harus berakar dari pernyataan fakta manusia berdosa, menghadapi murka Tuhan.
Kebangkitan membutuhkan pertobatan murni. Terjadi kebangkitan dikota Niniwe karena manusia berbalik dari perbuatannya yang jahat, tidak melakukannya lagi. Kebangkitan membutuhkan pertobatan, dan pertobatan membutuhkan perubahan.
Lebih jauh, kitab Yunus memperhadapkan kita dengan musuh utama penginjilan dan kebangkitan rohani – kesombongan diri, merasa diri benar yang membenci anugrah Tuhan, menginginkan anugrah bagi kita tapi tidak bagi orang lain. Kesombongan diri Israel, dan egoisme yang menghalangi mereka membagikan berkat Tuhan kepada nonYahudi. Sama seperti itulah, kesombongan diri, dan egoisme kita yang menghalangi kita memberitakan keselamatan Tuhan bagi orang lain yang ingin bertobat dan percaya pada AnakNya.
Bayangkan, sebagai contoh, Tuhan memanggil anda untuk mengabdikan diri anda menemukan obat untuk AIDS, atau memberikan hidup anda melayani korban AIDS.’ Tapi mereka pantas mati’ protes anda. Faktanya banyak penderita AIDS tertular bukan karena kehendak mereka – pasangan yang immoral, transfuse darah yang sudah terkontaminasi, bayi yang orangtuanya sudah terkena AIDS….
Sebagian besar dari kita seperti Yunus. Kita ingin mengutuk semua orang yang menderita AIDS, walaupun banyak yang menjadi korban. Yunus ingin, bahkan sangat ingin, melihat seluruh kota Niniwe binasa, walaupun disana ada 120.000 anak kecil bersama dengan orang jahat. (bagi Yunus, dosa mereka yang sebenarnya adalah menjadi nonYahudi. Dan dengan standar dia, semua orang Niniwe harus binasa) Kenyataan bahwa orang jahat bertobat atas dosa mereka saat nabi ini menyatakan firman Tuhan di kota itu. Tuhan tidak hanya ingin menyelamatkan yang tidak bersalah, tapi menyelamatkan yang bersalah. Tidak dengan Yunus.
Semua orang berdosa harus mati (upah dosa adalah maut), termasuk kita semua. Tidakkah menakjubkan dosa seksual (setidaknya) sudah dikutuk orang Kristen, tapi kesombongan dan pembenaran diri sering ditoleransi dan seringkali dipuji (sebagai citra diri yang baik). Kita harus ingat bahwa Tuhan datang mencari dan menyelamatkan yang hilang – mereka yang merasa diri benar seperti pemimpin rohani direndahkan dan dibiarkan. Selain anugrah keselamatan ini, kita semua orang berdosa, yang pantas dimurkai Tuhan dan harus dienyahkan dari hadapan Tuhan yang kudus dan benar. Seharusnya mereka yang menerima anugrah Tuhan mencari dan menunjukan anugrah itu pada yang lain.
(4) Anugrah Tuhan menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Anugrah Tuhan telah dinyatakan pada manusia dalam pribadi Yesus Kristus, yang menjanjikan semua yang percaya akan menerima anugrah hidup kekal. Apa yang harus anda lakukan hanya mengakui anda memerlukannya, bahwa anda orang berdosa yang tidak layak menerima berkat Tuhan, dan menerima anugrah dalam Kristus. Melalui iman dalam Yesus Kristus dosa kita diampuni dan kita dinyatakan benar dihadapan Tuhan. Melalui iman dalam Kristus kita menerima anugrah hidup kekal.
Tidak ada kata yang lebih baik untuk meringkas kebaikan Tuhan daripada kata anugrah. Yesus Kristus merupakan anugrah Tuhan yang menjadi manusia, diberikan pada manusia (cf. Yoh 1:14, 17; 2 Tim. 1:9; 2:1; Titus 2:11). Keselamatan adalah anugrah Tuhan bagi manusia berdosa, pengampunan dosa dan pemberian hidup kekal (cf. Kis 14:13; 20:24, 32; Romans 1:5; 3:24; Ephesians 2:8; Colossians 1:6; Titus 3:7; 1 Peter 5:12). Kita bertumbuh dalam dan oleh anugrah Tuhan (2 Peter 3:18; Hebrews 13:9). Kita dalam kekekalan aman dalam anugrah Tuhan (Romans 5:12). Saat kita berdoa kita menghadap “tahta anugrah” (Heb. 4:16). Saat kita melayani, kita melayani dengan anugrah (Eph. 4:7ff.; 1 Peter 4:10), dan kita hidup oleh standar anugrah (Ephesians 4:29; Colossians 4:6).
Biarlah anugrah Tuhan bernilai bagi anda, dasar bagi pujian anda kepada Tuhan, bukan protes seperti Yunus.

16 Kata “dihancurkan” memiliki konotasi kuat bagi Yunus/ Istilah itu digunakan berkaitan dengan kehancuran Sodom dan Gomora (Gen. 19:21, 25, 29). Itu juga digunakan dalam gambaran puisi penghancuran Mesir di Keluaran (Ex. 15:7). Itu juga digunakan dalam Uleronomy 29:23 berkaitan dengan peringatan Tuhan akan penghukuman umatNya Israel, jika mereka membuang hukumNya. Cf. also 2 Sam. 10:3; 1 Taw. 19:3.
17 “Sebelum Yunus sampai dikota ini, 2 bencana terjadi disini (di 765 dan 759 B.C.) dan gerhana matahari total muncul di June 15, 763. Ini dilihat sebagai tanda kemarahan ilahi dan menjelaskan kenapa orang Niniwe berespon dengan cepat terhadap pesan Yunus sekitar 759.” Yoh Hannah, The Bible Knowledge Commentary (Wheaton: Victor Books, 1985), Vol. 1, Old Testament, p. 1462.

manusia dan harapan

Manusia dan Harapan

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing, Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaam yaitu :
• keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
• pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Persamaan Harapan dan Cita-cita
 
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu. Jadi kalau kita bermimpi untuk menjadi netpreneur yang sukses, ya… harus di sertai tindakan jangan cuma berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut kita inginkan terealiasasi.
Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.
Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia stress, dan seterusnya.
Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi.
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik ataumeningkat.
Penyebab Manusia Mempunyai Harapan
 
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
• Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
• Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan,
dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain.
Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah
maupun kemampuan berpikimya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia
mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
a) kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety )
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization)
Kepercayaan
 
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak ber agama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Teori Kebenaran
 
• Teori Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.
Gejala-gejala alamiah, menurut kaum empiris, adalah bersifat kongkret dan dapat dinyatakan lewat panca indera manusia. Gejala itu bila ditelaah mempunyai beberapa karakteristik tertentu. Logam bila dipanaskan akan memuai. Air akan mengalir ke tempat yang rendah. Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara indera yang satu dengan yang lain dan berbedanya objek yang dapat ditangkap indera. Perbedaan sensivitas tiap indera dan organ-organ tertentu menyebabkan kelemahan ilmu empiris.
Ilmu pengetahuan empiris hanyalah merupakan salah satu upaya manusia dalam menemukan kebenaran yang hakiki dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Penyusunan pengetahuan secara empiris cenderung menjadi suatu kumpulan fakta yang belum tentu bersifat konsisten, dan mungkin saja bersifat kontradiktif. Adanya kecenderungan untuk mengistimewakan ilmu eksakta sebagai ilmu empiris untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi manusia tidak selalu tepat. Pengistimewaan pengetahuan empiris secara kultural membuat manusia modern seperti pabrik. Semua cabang kebudayaan yang terbentuk menjadi produksi yang bersifat massal.
Keberhasilan ilmu eksakta yang berdasarkan empirisme dalam mengembangkan teknologi -ketika berhadapan dengan ”kegagalan ” ilmu-ilmu human dalam menjawab masalah manusia- membawa dampak buruk terhadap kedudukan dan pengembangan ilmu-ilmu human. Analisis filsafat tentang kenyataan ini harus ditempatkan secara proporsional, karena merupakan suatu usaha ilmiah untuk membantu manusia mengungkap misteri kehidupannya secara utuh.
• Teori Kebenaran Koherensi
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan kecepatan dalam fisika.
Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu sendiri. Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui kebenarannya.
Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan. Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat hubungan antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan pengaruh lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari strukturasi sifat-sifat manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya.
Pengetahuan rasional yang berdasarkan logika tidak hanya terbatas pada kepekaan indera tertentu dan tidak hanya tertuju pada objek-objek tertentu. Gagasan rasionalistis dan positivistis cenderung untuk menyisihkan seluruh pemahaman yang didapat secara refleksi. Pemikiran rasional cenderung bersifat solifistik dan subyektif. Adanya keterkaitan antara materi dengan non materi, dunia fisik dan non fisik ditolak secara logika. Apabila kerangka ini digunakan secara luas dan tak terbatas, maka manusia akan kehilangan cita rasa batiniahnya yang berfungsi pokok untuk menumbuhkan apa yang didambakan seluruh umat manusia yaitu kebahagiaan.
• Teori Kebenaran Pragmatis
Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Menurut teori ini proposisi dikatakan benar sepanjang proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar adalah yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna (useless). Bagi para pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequences). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang tetap atau mutlak.
Francis Bacon pernah menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus mencari keuntungan-keuntungan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi. Ilmu pengetahuan manusia hanya berarti jika nampak dalam kekuasaan manusia. Dengan kata lain ilmu pengetahuan manusia adalah kekuasaan manusia. Hal ini membawa jiwa bersifat eksploitatif terhadap alam karena tujuan ilmu adalah mencari manfaat sebesar mungkin bagi manusia.
Manusia dengan segala segi dan kerumitan hidupnya merupakan titik temu berbagai disiplin ilmu. Hidup manusia seutuhnya merupakan objek paling kaya dan paling padat. Ilmu pengetahuan seyogyanya bisa melayani keperluan dan keselamatan manusia. Pertanyaan-pertanyaan manusia mengenai dirinya sendiri, tujuan-tujuannya dan cara-cara pengembangannya ternyata belum dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan yang materialis-pragmatis tanpa referensi kepada nilai-nilai moralitas.
Aksiologi ilmu pengetahuan modern yang dibingkai semangat pragmatis-materialis ini telah menyebabkan berbagai krisis lingkungan hidup, mulai dari efek rumah kaca akibat akumulasi berlebihan CO2, pecahnya lapisan ozon akibat penggunaan freon berlebihan, penyakit minimata akibat limbah methylmercury hingga bahaya nuklir akibat persaingan kekuasaan antar negara. Ketiadaan nilai dalam ilmu pengetahuan modern yang menjadikan sains untuk sains, bahkan sains adalah segalanya, telah mengakibatkan krisis kemanusiaan. Krisis lingkungan dan kemanusiaan, mulai dari genetic engineering hingga foules solitaire (kesepian dalam keramaian, penderitaan dalam kemelimpahan). Manusia telah tercerabut dari aspek-aspek utuhnya, cinta, kehangatan, kekerabatan, dan ketenangan. Kedua krisis global ini telah menghantui sebagian besar lingkungan dan masyarakat modern yang materialis-pragmatis.
Macam-macam Kepercayaan
 
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
• Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
• Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
• Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha Meningkatkan Percaya pada Tuhan
 
Usaha itu antara lain:
• Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
• Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
• Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
• mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
• menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
Opini:
Mengenai materi kali ini tentang manusia dan harapan, menurut saya harapan yang ada pada diri manusia itu tergantung dari pengalaman hidup yang telah dialami manusia tersebut sehinga harapan dari masing-masing individu akan berbeda-beda. Saya misalkan A dan B dengan kondisi dari anggaplah si A yang merupakan seorang yang hidupnya mapan dan tidak pernah merasa kekurangan dalam hal materi, dengan si B yang merupakan seseorang yang latar belakangnya tidak mampu dan harus bekerja sangat keras untuk dapat bertahan hidup. Si A mungkin tidak mengharapkan materi lebih tapi berbeda dengan si B yang mungkin mengharapkan materi yang lebih dari kehidupannya saat ini. Jadi dapat saya tarik kesimpulan bahwa salah satu factor utama dalam harapan masing-masing manusia adalah pengalaman yang telah dialaminya dalam hidupnya.
Habib Abdur Rahman
53410067
1IA09
Sumber:
http://skyrider27.blogspot.com/2010/06/manusia-dan-harapan.html
http://mahisaajy.blogspot.com/2011/05/persamaan-harapan-dan-cita-cita.html
http://raitosun.blogspot.com/2011/04/manusia-dan-harapan.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Truth

Manusia dan Kegelisahan

Manusia dan Kegelisahan

Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasa.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut muknya lain dari bisasanya mialnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkannya kepadalnya memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari keemasan karena itu dalam kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupunk ketakutan definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena hal yang didingainkannya tidak tercapai.

Tiga Macam Kecemasan Yang Menimpa Manusia

Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam kecemasan yang menimpa mansusia yaitu kecemasan kenyataan (objektid) kecemasan neurotic dan kecemasan moril.
  • Kecemasaan Objektif
    Kecematan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorangyang mengancam ntuk mencelakaakaknnya pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu di lingkungannya.
    Sebagai contoh, jika seorang wanita yang pernah trauma dengan kecoa, maka dia akan cenderung takut jika melihat kecoa. Namun ada orang dengan reaksi membalik. Karena ia mendendam maja ua berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagi pelampiasannya. Misalnya seperti ayng ada di Film Forbidden Party, a.k.a Invitation only.
  • Kecemasan Nerotis (Syaraf)
    Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah. menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.
    Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri atau takut akan id nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seorang yang gelusan , yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat terjaid.
  • Kecemasaan Moril
    Kecemasan moril sidebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antara lain: iri, benci dendam dengki dan marah gelisah cinta dan rasa kurnag percaya diri.
    Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang canntik maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan segingga kawan kawannya lebih diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril
Sebab-sebab Orang Gelisah
  • Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
  • Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
  • Takut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
  • Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )
Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan

Usaha-usaha yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kegelisahan ini peratama-tama harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. Sedangkan cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada Tuhan.
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu dalah dari kata dasar terasing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Penyebab orang berada dalam posisi terasingkan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat atau kekurangan yang ada pada diri seseorang , sehingga ia dapat atau sulit menyesuaikan diridalam masyarakat.
Kesepian

Kesepian berasal da
ri kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian. Karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Penyebab Kesepian

Menurut Middlebrook (1980), ada dua faktor penyebab dari kesepian, yaitu :
  1. Faktor Psikologis
    1. Existential Loneliness
Kesepian ini disebabkan oleh kenyataan adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
    1. Pengalaman traumatis hilangnya orang-orang terdekat
Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
    1. Kurangnya dukungan dari orang lain
Kesepian dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Mereka yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak lingkungannya.
    1. Adanya masalah krisis dalam diri seseorang dan kegagalan
Bila seseorang merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindar untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
    1. Kurangnya rasa percaya diri
Meskipun individu dapar melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
    1. Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan
Orang-orang yang menjengkelkan, seperti pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
    1. Ketakutan untuk menanggung resiko sosial
Individu ini takut terlalu dekat dengan orang lain, bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
  1. Faktor Sosiologis
    1. Takut dikenal orang lain
Individu merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
    1. Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan sosial
Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy, kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.
    1. Kehidupan di rumah
Rutinitas di rumah seperti adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena kejenuhan.
    1. Perubahan pola-pola dalam keluarga
Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.
    1. Pindah tempat
Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.
    1. Terlalu besarnya suatu organisasi
Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
    1. Desain arsitektur bangunan
Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi sosial. Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan masyarakat menjadi individualistis di mana interaksi sosial menjadi terbatas.
Sadler (dalam Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan karena lima hal, yaitu :

  1. Interpersonal Problems
Hal ini disebabkan karena subjek kehilangan orang-orang terdekatnya atau memutuskan hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).
  1. Social Shock
Masalah-masalah sosial seringkali membawa dampak negatif, terutama pada masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.
  1. Culture Shock
Setiap kebutuhan memiliki ciri-ciri khas masing-masing. Ketika individu pindah ke tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal dan tempat individu sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak terkecuali kesepian.
  1. Cosmic Problems
Hal ini berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan dari kehidupan yang dijalaninya.
  1. Psychological Problems
Masalah-masalah psikologis merupakan sebab potensial yang dapat menimbulkan kesepian, terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu menyelesaikan masalah terus-menerus larut dalam kesedihan.
Ketidakpastian

Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai cara di sejumlah bidang, termasuk filosofifisikastatistikaekonomikakeuanganasuransipsikologisosiologiteknik, dan ilmu pengetahuan informasi. Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa depan hingga pengukuran fisik yang sudah ada atau yang belum diketahui.
Contohnya, jika Anda tidak tahu apakah besok hujan, maka Anda mengalami ketidakpastian. Bila Anda menerapkan kemungkinan ini pada hasil memungkinkan yang menggunakan perkiraan cuaca atau penilaian kemungkinan terkalibrasi, Anda telah memperkirakan ketidakpastian.
Penyebab Ketidakpastian
penyebab ketidak pastian adalah tidak ada yang sama di dunia ini, dan juga kemampuan manusia yang terbatas untuk memastikan sesuatu hal yang ada, serta kekuasaan tiada batas yang dimiliki Allah SWT, dimana setiap manusia tidak akan mengetahui kehendak-Nya.
Usaha Mengatasi Ketidakpastian
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakpastian yakni bersiap-siap terlebih dahulu, merencanakan segala sesuatunya dengan matang, dan juga berdo’a agar apa yang diinginkan tercapai.
Opini
Dari berbagai permasalahan hidup yang berlangsung dalam setiap kehidupan kita dapat menimbulkan suatu kegelisahan dan ketidakpastian dalam diri kita, akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan cara merubah pola berpikir kita menjadi lebih bijaksana dan tidak berpikiran sempit, selalu mengandalkan Tuhan untuk mengatasi setiap masalah dalam hidup kita. Apabila hal tersebut telah berhasil kita lakukan maka permasalahan hidup yang kita hadapi tidak akan menjadi beban yang terlalu berat hingga mengganggu pikiran kita. Jadi menurut saya kegelisahan, kesepian, dan ketidakpastian yang datang dalam kehidupan kita tidak akan menimbulkan dampak negatif apabila kita selalu menanggapinya dengan pikiran yang positif dan tidak berpikiran sempit maupun pesimis.
Habib Abdur Rahman
53410067
1IA09
Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Ketidakpastian
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/faktor-faktor-penyebab-kesepian/
http://nothingwrongwithmylongblackhair.wordpress.com/2010/05/24/manusia-dan-kegelisahan/
http://ayundalarassatii.blogspot.com/2011/04/penyebab-rasa-gelisah-dalam-kehidupan.html
http://yankumala.wordpress.com/2011/05/14/manusia-dan-kegelisahan/

Manusia dan Tanggung Jawab

Manusia dan Tanggung Jawab
 
Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menaggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau oerbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. 
Makna Tanggung Jawab
Makna dari tanggung jawab itu sendiri ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Dalam artian disini bahwa ketika seseorang diberikan kewajiban atau tugas, seseorang tersebut akan menghadapi suatu pilihan yaitu menerima dan menghadapinya dengan dedikasi atau menunda dan mengabaikan tugas atau kewajiban tersebut.
Jenis-jenis Tanggung Jawab
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu
1.      Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
2.      Tanggung jawab terhadap keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
3.      Tanggung jawab terhadap masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4.      Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara

Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara
5.      Tanggung jawab terhadap Tuhan

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juga dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.

Contoh Tanggung Jawab
Terhadap diri sendiri
Misalnya sebagai seorang pelajar kita haruslah mengerti dan menyadari posisi kita untuk senantiasa belajar dan mengerjakan segala pekerjaan rumah dengan penuh dedikasi, karena hal-hal seperti itulah yang akan mempengaruhi kesuksesan kita sendiri pada akhirnya. Hal-hal tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan orang lain, karena yang menentukan jalan hidup kita, masa depan kita adalah kita sendiri.
Terhadap keluarga

Misalnya seorang anak memiliki tanggung jawab kepada keluarganya untuk selalu menjaga dan melindungi nama baik keluarganya setiap saat dengan cara bertindak dan berperilaku dengan sopan dan santun sesuai dengan aturan yang ada dalam masyarakat dan tidak melanggar aturan-aturan tersebut.
Terhadap masyarakat
Manusia sebagai mahkluk social tentunya tidak dapat hidup sendiri dan harus bermasyarakat dengan individu lainnya, oleh karena itu setiap anggota masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama dalam masyarakat misalnya tanggung jawab untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan ketentraman di lingkungan masyarakat tersebut.
Terhadap bangsa dan Negara
Dalam bermasyarakat untuk mencapai tujuan kesejahteraan bersama maka diadakannya kegiatan berbangsa dan bernegara. Dimana masing-masing dari kita memiliki tanggung jawab yang sama untuk Negara yakni menjaga persatuan dan kesatuan Negara dengan mengikuti hokum dan tata tertib bernagsa dan bernegara yang diterapkan di Negara tersebut.
Terhadap Tuhan
Sebagai mahkluk yang telah di ciptakan oleh Tuhan di dunia ini, dilindungi dan dibesarkan, diberikan akal sehat dan berbagai macam rahmat dan karunia-Nya maka kita tentunya memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan segala sesuatu yang telah diberikan-Nya kepada kita dan serta senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita dengan cara beribadah dan berdoa kepada-Nya.
Pengertian Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga, sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan, dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Macam-macam Pengabdian
Pengabdian bermacam-macam bentuknya. Yang paling dasar adalah pengabdian kepada keluarga, kepada Tuhan, dan kepada negara.
Pengabdian kepada keluarga, bisa dilakukan dengan menjaga nama baik keluarga, dan tidak melanggar norma dan akidah yang berlaku. Menjaga nama baik bisa dilakukan dengan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan yang berlaku di masyarakat. Selain itu pengebdian juga dapat dilakukan dengan cara mensejahterakan keluarga, mematuhi perintah orang tua dan membantu mengerjakan pekerjaan orang tua di rumah.
Pengabdian kepada Tuhan adalah yang paling utama. Karena manusia adalah ciptaan Tuhan kta dapat melakukan pengabdian kepada-Nya dengan cara rajin beribadah, mengamalkan perbuatan-perbuatan baik, dan tidak melanggar laranganNya.
Pengabdian kepada negara, juga merupakan kewajiban bagi setiap warga negara. Misalnya seorang pegawai negeri yang bersedia ditempatkan di luar daerahnya untuk bekerja, membayar pajak pun termasuk pengabdian kita terhadap Negara.
Pengertian Pengorbanan

Pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian, dengan penuh rasa ikhlas dan tidak mengandung pamrih.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan itu sendiri tidak begitu jelas. Jika ada pengabdian, maka ada pengorbanan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu, misalnya tenaga, biaya, waktu, pikiran.
Opini:
Dari pokok pembahasan di atas, menurut saya sebuah tanggung jawab yang kita terima harislah dijalankan dengan baik dan penuh dedikasi terhadapnya, karena hal ini akan memiliki dampak langsung kepada diri kita.
Sebagai contoh studi kasus, di sebuah perusahaan terdapat seorang atasan yang memberikan tanggung jawab kepada pegawainya berupa proyek besar yang harus diselesaikan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Kemudian pegawai tersebut dengan sungguh-sungguh segera melaksanakan tugas tersebut dengan baik meskipun harus mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya, akhirnya tugas tersebut pun dapat selesai tepat waktu sesuai keinginan sang atasan, tidak lama kemudian pegawai tersebut dinaikkan jabatannya dan diberikan proyek yang lebih besar lagi. Dari studi kasus tersebut maka menurut pendapat saya setiap tugas atau tanggung jawab yang orang lain berikan kepada kita merupakan suatu faktor penguji yang diberikan seseorang terhadap pribadi kita akan kesadaran dan dedikasi kita terhadap sebuah pekerjaan sehingga nantinya akan membangun kepercayaan seseorang tersebut kepada kita.
Kemudian dalam hal pengorbanan yang dilakukan dalam sebuah tanggung jawab menurut saya akan ada hasilnya yang setimpal dengan pengorbanan yang kita lakukan, hasil dari pengorbanan tersebut baik positif maupun negative, cepat atau lambat akan kita rasakan. Oleh sebab itu lakukan lah tanggung jawab kita dengan siap sedia, berani, dan bersungguh-sungguh, agar pengorbanan yang dilakukan berbuah memuaskan.
Sekian uraian singkat mengenai manusia dan tanggung jawab diatas, mohon maaf apabila terdapat kekurangan. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum w.w.
Habib Abdur Rahman
53410067
1IA09
Universitas Gundarma
Sumber:
http://wuryanano.wordpress.com/2007/10/27/memahami-tanggung-jawab/
http://adhika-rmd.blogspot.com/2010/03/manusia-dan-tanggung-jawab.html
http://agnezkembaren.wordpress.com/2011/03/15/manusia-dan-tanggung-jawab-2/

Manusia dan Pandangan Hidup

Manusia dan Pandangan Hidup



Pengertian Ideolgi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sainstentang ide”. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologiMarxisme).

Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
  • Gunawan Setiardjo :
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah ‘aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.
  • Destutt de Tracy:
Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. 2 april 2004
  • Descartes:
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004
  • Machiavelli:
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. 1 agustus 2006
  • Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 23 oktober 2004
  • Francis Bacon:
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5 januari 2007
  • Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 1 mei 2005
  • Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22 desember 2003
  • Muhammad Ismail:
Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau kemana alam, manusia dan kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya? 24 april 2007
  • Dr. Hafidh Shaleh:
Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia. 12 november 2008
  • Taqiyuddin An-Nabhani:
Mabda’ adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah. 17 juli 2005
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Pengertian pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.
Seperti yang ada di negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah kehidupan sehari – hari.  Mereka manafsirkan atau mengartikan suatu ajaran secara sepotong – sepotong dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tidak melihat keadaan sekitar yang diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan penjelasan yang kurang tepat.
Mereka berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk tersciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya pandangan mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat, bukan sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang lurus bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.
Tetapi pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang – orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka maninggal dalam menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid. Padahal kalau diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain, seperti menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu akan menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan. Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Mereka juga tidak segan segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang – orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap tetapi terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada, karena mereka bisa membentuk kader – kader pemimpin baru.
Untuk masalah tersebut hal yang harus dibenahi sebeneranya adalah pandangan hidup pada pribadi masing masing orang tersebut. Kalau yaang dibasmi adalah pemimpinnya itu belum bisa menuntaskan permasalahan karena pengikutnya masih banyak dan hal itu sulit untuk ditelusuri satu persatu. Kalau pandangan hidup mereka sudah kembali ke jalan yang benar, tidak perlu lagi diperintah pun mereka akan menghentikan aksi aksi yang mereka jalankan sekarang ini dengan kesadaran probabadi.
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri atas tiga macam.
  1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
  2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
  3. Pandangan hidup hasil renungan yakni pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Pandangan Hidup Muslim


Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa mencapai kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat yang menjelaskan mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (Q.S. Al-Baqarah: 30)
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah.
Jika kita menyadari diri kita sebagai khalifah Allah, sebenarnya tidak ada satu manusia pun di atas dunia ini yang tidak mempunyai “kedudukan” ataupun “jabatan”. Jabatan-jabatan lain yang bersifat keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari jabatan pokok sebagai khalifatullah. Jika seseorang menyadari bahwa jabatan keduniawiannya itu merupakan penjabaran dari jabatannya sebagai khalifatullah, maka tidak ada satu manusia pun yang akan menyelewengkan jabatannya. Sehingga tidak ada satu manusia pun yang akan melakukan penyimpangan-penyimpangan selama dia menjabat.
Jabatan manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan duniawi, misalkan yang diberikan oleh atasan kita, ataupun yang diberikan oleh sesama manusia, adalah merupakan amanah Allah, karena merupakan penjabaran dari khalifatullah. Sebagai khalifatullah, manusia harus bertindak sebagaimana Allah bertindak kepada semua makhluknya.
Pada hakikatnya, kita menjadi khalifatullah secara resmi adalah dimulai pada usia akil baligh sampai kita dipanggil kembali oleh Allah. Manusia diciptakan oleh Allah di atas dunia ini adalah untuk beribadah.
Pengertian Cita-cita


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang selalu ada di dalam pikiran atau sebuah tujuan sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan) dimana untuk mewujudkannya, kepentingan pribadi harus dikesampingkan.
Banyak orang yang mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan khayalan atau angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau impian itu lebih ke arah sesuatu yang dapat digapai sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke arah keinginan yang tidak dapat direalisasikan.
Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.
Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia stress, dan seterunya.
Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi.
Tapi jangan lupa dengan cita-cita setelah kita mati nanti yaitu masuk surga. Masuk surga pun harus kita perjuangkan selama kita hidup di dunia karena hidup kita pada dasarnya adalah untuk ibadah dan merupakan ujian Tuhan kepada kita. Kita mati tidak membawa apa-apa selain amal ibadah kita.
Hidup akan berguna jika kita lebih banyak memberi dan sedikit menerima. Banyak berbuat kebaikan dan melawan kejahatan jauh lebih membanggakan daripada hidup jadi penjahat dan mengejar kenikmatan dunia / hedonisme. Manusia tidak akan puas dengan harta, oleh karena itu hiduplah sederhana dan banyak memberi. Dengan begitu kelak di akhirat kita bisa tersenyum bangga atas kemenangan kita selama hidup di dunia.

Pengertian dan Makna Kebajikan



Prinsip bahwa kebajikan merupakan suatu pengetahuan adalah bahwa untuk mengatahui kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan. kejahatan, kekeliruan atau semacanya muncul karena kurangnya pengetahuan, ketidakacuhan, dan ketiadaan lainnya. jika mengetahui kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan, maka kekeliruan hanya datang dari kegagalan untuk mengetahui apa yang baik. “Tak ada orang yang melakukan kejahatan secara sukarela”, kalau mengetahui kebaikan tentang sesuatu (dalam hal apapun itu), seseorang tak mungkin bermaksud memilih kejahatan.
Mungkin kita sering mendengar orang berkata “saya bertindak berlawanan dengan penilaianku yang lebih baik”, atau “saya benar-benar lebih tahu?”. mungkin hal ini konyol, karena jika kita benar-benar lebih tahu, jikan kita bear-benar lebih paham tentang hal yang lebih baik untuk dilakukan maka kita pasti akan melakukannya. jika kita benar-benar memiliki penilaian yang lebih baik dari yang kita gunakan, maka kita pasati bertindak berdasarkan penilaian tersebut, dan bukannya berlawanan. ketkan seseorang melakukan tindak kejahatan atau kekliruan, pastilah itu didasarkan pada pemikiran bahwa tindakan itu akan ada eksesnya, ada keuntungannya. seorang pencuri tahu bahwa mencuri itu adalah salah, tapi dia mencuri cincin berlian karena dia meyakini bahwa hal itu akan memikat perempuan, atau akan membuat dia kaya sebagai keuntungannya. begitu pula orang-orang yang menghabiskan hidupmya demi mengejar kekuasaan, gengsi atau kekayaan. mereka melakukannya karena berpikir bahwa salah satu dari tindakan itu akan membawa kebahagiaan bagi mereka.
Seseorang harus tahu sifat alamiah manusia, supaya mengerti apa yang baik bagi manusia dan apa yang akan bisa membawa kebahagiaan, serta supaya mengerti bagaimana hidup dan apa yang harus dikejar untuk diraih. tanpa memperhatikan ini, tak akan pernah tahu apa yang baik bagi manusia dalam sebuah kehidupan, mengejar demi mencapai sesuatu namun tak pernah mendapatkan kebahagiaan, kehidupan seperti bisa dikatakan “kehidupan yang tak teruji, sedangkan kehidupan yang tak teruji tidak layak disebut hidup” (Socrates : Seri Petualangan Filsafat).

Faktor-faktor yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang



Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal . Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua. Tetapi mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sama. Hal itu disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak ;pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam juga (prinsip variasi ketentuan).Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara kandung ( prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan  itulah terjadi pembentukan tepramen seseorang.
Faktor kedua yang menentekuan tingkah laku seseorang adalah lingkungan. Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadi setelah seorang anak lahir ( masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama ). Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Alam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang lebih tua merupakan panutan seseorang sehingga yang dianut sebagai teladan berbuat yang baik-baik maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baik juga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-teman sekolah ikut serta memberikan andilnya. Dalama lingkungan sekolah tokoh panutanseorang anak sudah memiliki posisi yang lebih luas dibandingkan dalam keluarga. Lingkungan ketiga adalah masyarakat, yang menjadi panutan bagi seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa. Tokoh-tokoh dalam rumah tangga sekolah dan masyarakat yang merupakan person, kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari benda-benda atau peralatan dalam linggkungan tersebut merupakan non person. Karna itu dalam pembentukan kepribadian pada umumnya anak-anak kota lebih trampil dibandingkan dengananak-anak pedesaan, namun dalam hubungan bermasyarakat lebih-lebih yang berjenjang anak-anak dari daerah pedesaan lebih unggul.
Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah
pengalaman yang khas yang pernah di peroleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif maupun pengalaman manis yang sifatnya positif, memberikan bekal pada manusia yang selalu di pergunakan sebagai pertimbangan sebelum seorang mengambil tindakan.

Pengertian Usaha/Perjuangan


Usaha atau perjuangan adalah bentuk kerja keras untuk mewujudkan tujuan atau cita-cita. Tanpa adanya usaha, hidup manusia tak ada artinya. Manusia diciptakan berakal dan berindra, di mana apa yang dititipkan-Nya harus dipotensialkan sesuai kemampuannya.
Perjuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari hidup dan kehidupan. Perjuangan merupakan bentuk dari serangkaian upaya yang dilakukan. Ketika berupaya untuk meraih apa yang kita inginkan, kita tentu membutuhkan serangkaian action, strategi dan perilaku yang tepat. Pengulangan ketiganya secara terus menerus melalui perbaikan dan pengembangan yang dibutuhkan sesungguhnya merupakan inti dari perjuangan hidup.
Kedua adalah perwujudan, yang mengartikan perlunya implementasi dan hasil nyata. Ketika suatu tujuan telah ditetapkan dan ingin dicapai maka langkah berikutnya harus disertai dengan implementasi. Disetiap proses perjuangan selalu membutuhkan implementasi nyata. Hasil nyata akan terwujud apabila kita bisa menjaga proses implementasi dengan baik dan benar. Hasil yang mampu dicapai merupakan wujud dari sebuah perjuangan.
Perjuangan tidak selalu identik dengan lamanya kita melakukan proses implementasi untuk mewujudkan keinginan kita. Bisa jadi seseorang membutuhkan perjuangan yang lebih singkat dengan sedikit sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi dan tingkat kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal amat menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
Ketiga adalah kata-kata. Kata-kata adalah sesuatu yang kita ucapkan baik secara internal maupun eksternal. Serangkaian kata-kata merupakan alat komunikasi. Perjuangan membutuhkan kata-kata untuk mengkomunikasikan tujuan yang akan dan telah dicapai. Kata-kata akan semakin memperjelas proses perjuangan yang sedang dan telah dilakukan.
Pengertian Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar — atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.

Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.

Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik

Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
  • Mengenal

Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
  • Mengerti

Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
  • Menghayati

Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
  • Meyakini

Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
  • Mengabdi

Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.

Opini:
Dari uraian diatas, menurut saya pandangan hidup setiap orang akan menentukan cara orang tersebut bertindak dan berperilaku di dalam kehidupannya. Hal ini akan mempengaruhi setiap langkah dan keputusan yang dipilihnya sehingga hal ini akan mempengaruhi cita-cita dan masa depannya. Agar kehidupan yang kita jalani ini berjalan dengan baik dan tercapainya keinginan kita akan cita-cita dan sesuatu yang kita dambakan maka cara pandang yang baik akan sangat membatu kita untuk mencapai semua itu. Untuk memiliki cara pandang yang baik dapat dilakukan dari awal atau biasa kita kenal dengan pembentukan mental dan karakter, dimana kita harus membentuk mental yang baik dan kuat sehingga karakter kita atau pun cara pandang  kita akan hidup ini akan menjadi baik dan akan membawa kebaikan dalam hidup kita.
Pembentukan pandangan hidup yang baik pun akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti lingkungan sekitar kita yang dapat berdampak baik maupun buruk, tetapi apabila kita memiliki mental yang baik, maka faktor eksternal tersebut tidak akan terlalu banyak membawa dampak buruk pada cara pandang kita, bahkan bisa membawa lebih banyak lagi dampak positif. Sehingga kita dapat memiliki cara pandang hidup yang baik dan akan lebih mudah bagi kita untuk meraih cita-cita yang kita inginkan.

Sekian uraian singkat mengenai manusia dan pandangan hidup diatas, mohon maaf apabila terdapat kekurangan. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum w.w.

Habib Abdur Rahman
53410067
1IA09
Universitas Gundarma

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi
http://1c3tee.wordpress.com/2010/05/17/pandangan-hidup-manusia/
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf
http://thenafi.wordpress.com/2008/06/13/pandangan-hidup-manusia-menurut-islam/
http://organisasi.org/mimpi-cita-cita-adalah-kunci-masa-depan-hidup-kita-sebagai-bahan-bakar-menuju-sukses
http://break-angel.blogspot.com/2009/11/kebajikan-adalah-suatu-pengetahuan.html
http://rezi-soripada.com/perjuangan-adalah-perwujudan-dari-kata-kata/
http://id.wikipedia.org/wiki/Keyakinan_dan_kepercayaan
buku paket elektronik (e-book) ILMU BUDAYA DASAR

Manusia dan Keadilan

Manusia dan Keadilan


Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya
Macam-macam keadilan


  • Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dan masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasamya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karna penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang
selaras kepada bagian-hagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud
dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik.
  • Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi. yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp. 100.000.- maka Budi harus menerima. Rp 50.000. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama justru hal tersebut tidak adil.
  • Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam rnasyarakat Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Kejujuran


Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya

apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan haruis sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir malalui kata-kata atau perbuatan.
Kejujuran bersangkut erat dengan masalah nurani. Menurut.Alamsyah dalam bukunya Budi Nurani. filsafat berfikir. yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran. ketulusan dalam meneropong kebenaran lokal maupun kebenaran Iliahi. (M.Alanisyah.1986:83). Nurani yang diperkembangkan dapat menjadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Jadi getaran kejujuran ataupun ketulusan dapat ditingkatkan menjadi suatu keyakinan, dan atas diri keyakinannya maka seseorang diketahui kepribadiannya. Orang yang memiliki ketulusan tinggi akan memiliki keyakinan yang matang. sebabnya orang yang hatinya tidak bersih dan mau berpikir curang. memiliki keprihadian yang buruk dan rendah dan sering tidak yakin pada dirinya. Karena apa yang ada dalam nuraninya banyak dipengaruhi oleh pemikirannya yang kadang-kadang justru bertentangan.
Kecurangan


Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.

Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha? Sudah tentu keuntungan itu diperoleh dengan tidak wajar. Yang dimaksud dengan keuntungan di sini adalah keuntungan, yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan, meskipun orang lain menderita karenanya.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah. tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Padahal agama apapun tidak membenarkan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.

Nama baik


Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika Ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitamya adalah suatu kebanggaan batin yang tak temilai harganya.
Ada peribahasa berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”. Ada pula pesan orang tua “jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kau laksanakan apa yang kau anggap tidak baik!”. Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pnbadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.
Pemulihan Nama Baik


Pengertian rehabilitasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah  pemulihan kepada kedudukan atau keadaan yang dahulu atau semula. Pasal 9 UU No. 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman mengatakan bahwa seseorang yang ditangkap, ditahan, dituntut atau diadili tanpa alasan berdasarkan UU, atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi. Pengertian  rehabilitasi dalam UU No. 14 Tahun 1970 adalah  pemulihan hak seseorang dalam kemampuan atau posisi semula yang diberikan oleh pengadilan. Kemudian menurut Pasal 1 butir 22 KUHAP,  rehabilitasi adalah hak seseorang untuk mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut atau diadili tanpa alas an berdasarkan UU atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam UU ini. Rehabilitasi mengikuti ganti kerugian. Artinya praperadilan dilakukan karena permohonan ganti kerugian, karena aparat salah melakukan penangkapan, atau tidak sesuai dengan hukum dan sebagainya dan setelah itu (setelah praperadilannya dikabulkan oleh hakim) maka yang bersangkutan bisa meminta rehabilitasi agar nama baiknya dipulihkan kembali. Pihak-pihak yang berhak mengajukan rehabilitasi itu adalah pihak yang diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum yang putusannya telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Misalnya seseorang diadili, kemudian diputuskan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, maka dia itu berhak memperoleh rehabilitasi atas pemulihan nama baiknya.
Perbedaan antara rehabilitasi dengan pencemaran nama baik adalah bahwa rehabilitasi dilakukan karena perbuatan aparat penegak hukum. Artinya si pemohon rehabilitasi adalah tersangka, terdakwa, terpidana yang permohonan praperadilannya dikabulkan (ada campur tangan aparat) karena rehabilitasi itu adalah hak yang diberikan oleh KUHAP kepada tersangka atau terdakwa. Rehabilitasi lebih kepada hal yang tidak berhubungan dengan materi melainkan hanya menyangkut nama baik saja karena rehabilitasi adalah pemulihan hak seseorang hak atau kemampuan seseorang dalam posisi semula. Sementara pencemaran nama baik diatur dalam KUHP (mengenai pencemaran nama baik) adalah gugatan dari seseorang kepada orang lain yang dianggap telah mencemarkan nama baiknya. Jadi tidak ada campur tangan aparat dalam hal upaya paksa. Permintaan rehabilitasi bisa diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya. Jadi ahli waris juga bisa mengajukan rehabilitasi. Begitu juga halnya dengan ganti kerugian.

Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.


Sebagai contoh:
Rangga memberikan makanan kepada teman sekolahnya Retno yang kebetulan sedang tidak membawa makanan dan uang saku. Dilain kesempatan ketika Rangga lupa membawa bekal makanan dan uang sakunya atau sedang dalam kesulitan, Retno memberikan makanan atau bantuan kepada Rangga. Perbuatan Retno kepada Rangga tersebut merupakan perbuatan serupa, dan ini merupakan pembalasan.

opini:
menurut saya pribadi kejujuran itu sendiri adalah suatu keadaan apa adanya dimana seseorang akan memiliki kesadaran penuh untuk mengetahui dan menanggung konsekuensi yang diakibatkan oleh perkataan maupun perbuatan yang akan dilakukannya. sedangkan kecurangan itu kebalikannya dari kejujuran, dimana seseorang yang memiliki kesadaran penuh yang dengan sengaja bertindak tidak pada kenyataannya meskipun akan membawa dampak buruk bagi dirinya sendiri maupun orang-orang disekelilingnya.
pada dasarnya kejujuran akan cenderung lebih banyak memberikan efek positif ketimbang negatifnya jika dibandingkan dengan kebohongan alias kecurangan. tetapi bagaiman dengan bohong demi kebaikan? sering kali kita mendengar seseorang yang mengatakan bahwa ia akan berbohong demi kebaikan karena hal itu akan membuat keadaan terasa lebih nyaman, padahal kebohongan yang ia lakukan hanya akan membawa dampak yang lebih buruk lagi baginya dan dia tahu akan hal itu. orang yang melakukan kebohongan yang demikian biasanya sadar betul bahwa hal tersebut akan membawa dampak negatif lebih besar daripada mengatakan kejujuran, hanya saja tipikal orang yang seperti menurut saya, tidak berpikir panjang akan konsekuensi yang disebabkan dan kurang bijaksana dalam menentukan pilihan. karena pada dasarnya kecenderungan seseorang untuk jujur maupun curang merupakan suatu pilihan yang bersumber dari hati nurani, moral dan akhlak seseorang.
sekian pendapat saya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan..wassalamualaikum w.w.

Habib Abdur Rahman
53410067
1IA09


sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan
buku paket elektronik (e-book) ILMU BUDAYA DASAR
http://www.jdih.bpk.go.id/informasihukum/PncemaranNama.pdf

Manusia dan Keindahan

Manusia dan keindahan
Pengertian keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman “keindahan” sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau “keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.”"
Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang sepatutnya.”
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah ( perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Perbedaan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebuah benda tertentu yang indah
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan berkomunikasi. Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja.
Keindahan yang seluas-luasnya
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
a. keindahan dalam arti luas
b. keindahan dalam arti estetis murni
c. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adapt kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
Pengertian nilai estetik
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Dari pembahasan sebelumnya mengenai nilai estetik, nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
Membedakan nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik
Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya ( instrumental/contributory) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, yaitu sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri. Sebagai contoh : Puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda ) puisi itu disebut nilai instrinsik. Tarian damarwulan Minakjinggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.
Pengertian tentang kontemplasi dan ekstansi.
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh fakta kekontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasa, dan menikmati sesuatu yang indah. apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, atau pun mendengar. Bentuk di luar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra, seni drama dan film atau berupa ciptaan Tuhan, misalnya pemandangan alam, bunga warna-warni dan lain sebagainya.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kotemplasi itu adalah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan. Sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan menikmati keindahan karena derajat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda. Mungkin orang yang satu mengatakan karya seni itu indah, tetapi orang lain mengatakan karya seni itu tidak atau kurang indah. Karena selera seni berlainan. Bagi seorang seniman selera seni lebih dominan dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang bukan seniman, mungkin kata ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka menikmati karya seni daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu menikmati keindahan tetapi tidak mampu menciptakan keindahan.
Menyebutkan Teori-teori dalam renungan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia renungan atau merenung artinya diam memikirkan sesuatu, termangu, memikirkan atau mempertimbangkan dalam-dalam. Biasanya manusia akan merenung apabila ada sesuatu atau musibah yang terjadi. Dalam merenung untuk menciptakan seni, ada beberapa teori yakni:
• Teori pengungkapan
• Teori metafisik
• Teori psikologis
opini:
Pendapat saya mengenai hubungan antara manusia dan keindahan yaitu pada dasarnya keindahan yang dapat dirasakan setiap manusia berbeda-beda tergantung dari pandangan manusia tersebut akan suatu hal yang dapat membuatnya merasa tentram dan nyaman. hal yang membuat pandangan dari masing-masing manusia berbeda-beda yakni kadar pengetahuan manusia itu sendiri akan nilai estetika. karena perbedaan inilah penilaian seseorang akan suatu karya seni ataupun pemandangan dapat berbeda-beda.
semakin tinggi nilai estetik yang dimiliki oleh seseorang maka akan semakin tinggi pula standar orang tersebut mengenai kata indah dan keindahan dari suatu pemandangan maupun karya seni yang dilihatnya. wujud nyata yang memperlihatkan perbedaan ini ialah ketika seseorang dengan pengetahuan estetik yang rendah bertemu dengan orang yang memiliki pandangan estetika yang tinggi dan keduanya diminta untuk menilai suatu karya seni maka orang dengan kadar pengetahuan estetik yang rendah akan dengan cepat memutuskan bahwa karya tersebut sangat indah, tetapi seseorang dengan kadar pengetahuan estetik yang tinggi belum tentu mengatakan hal itu indah, karena seseorang yang demikian relatif memiliki standar akan suatu keindahan yang tinggi.
sekian pendapat saya
kurang lebihnya mohon dimaafkan.wassalamualaikum w. w.
Habib Abdur Rahman
53410067
1IA09


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Keindahan
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/pengertian-keindahan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika
buku paket elektronik (e-book) ILMU BUDAYA DASAR
http://toilethenchan.blogspot.com/2010/05/kontemplasi-dan-ekstansi.html

Manusia & Penderitaan

Manusia dan Penderitaan

Pengertian Penderitaan
Manusia diciptakan oleh Allah dan terlahir ke dunia dengan diberkan berbagai macam kelebihan dibandingkan mahkluk lainnya, salahsatunya ialah perasaan atau emosi jiwa. Dimana perasaan manusia dapat merasakan keadaan-keadaan atau suatu kondisi-kondisi yang baik atau menyenangkan maupun yang buruk atau tidak menyenangkan.
Penderitaan  berasal  dari  kata  derita.  Kata  derita  berasal  dari  bahasa  sansekerta  dhara artinya  menahan  atau menanggung. Derita  artinya menanggung  atau  merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Identitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada  yang  berat  dan  ada  yang  ringan.  Peranan  individu  menentukan  berat-tidaknya intensitas  penderitaan.  Penderitaan  akan  dialami  oleh  semua  orang,  hal  itu  merupakan risiko  hidup.
Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia online, penderitaan artinya suatu keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung. Dan kata derita yang merupakan kata dasar dari kata penderitaan artinya sesuatu yang menyusahkan yang di tanggung dalam hati (seperti kesengsaraan, penyakit)
Penderitaan  fisik  yang  dialami  manusia  tentulah  diatasi  secara  medis untuk  mengurangi  atau  menyembuhkannya.  Sedangkan  penderitaan  psikis, penyembuhannya  terletak  pada  kemampuan  si  penderita  dalam  menyelesaikan  soal-soal psikis  yang  dihadapinya.
Pengertian Siksaan

Seringkali kita mendengar kata sisaan, baik itu dalam media elektronik, media cetak maupun dalam percaapan sehari-hari. Tapi taukah anda bahwa siksaan itu dapat berupa fisik maupun psikis?
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggristorture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.
Siksaan yang Bersifat Psikis

Siksaan yang sifatnya psikis yakni:
  • Kebimbangan: hal ini akan dialami oleh seseorang apabila ia tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan diambil. Lamanya kebimbangan ini dapat teratasi tergantung dari kekuatan berpikir seseorang.
  • Kesepian: hal ini dapat dialami seseorang yakni rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia berada di lingkungan orang ramai.
  • Ketakutan: merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Apa bila ketakutan yang dialami oleh seseorang tersebut tidak pada tempatnya, maka hal ini disebut phobia. Hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi ketakutan yakni:
    • Claustrophobia dan Agoraphobia: claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup sedangkan agoraphobia adalah rasa takut berada di tempat terbuka.
    • Gamang: merupakan ketakutan apabila seseorang berada di tempat tinggi.
    • Kegelapan: takut bila berada di tempat gelap.
    • Kesakitan: ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
    • Kegagalan: ketakutan dari seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Pengertian Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu Psikologi dikenal sebagai kekalutan mental (mental disorder). Menurut Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi Seks, dirumuskan bahwa yang disebut kekalutan mental adalah sebagai berikut;
  • Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh gangguan kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental.
  • Merupakan totalitas kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (Patologi = Ilmu penyakit).
Secara sederhana, kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persolan yang harus diatasi, sehingga yang bersangkutan bertingahlaku secara kurang wajar. Misalnya, seseorang yang tidak mampu menjawab sebuah pertanyaan ujian, menggigit-gigit pensil.



Gejala-gejala Seseorang Mengalami Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut ;
  • Jasmaninya sering merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri    pada lambung.
  • Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.

Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah sebagai berikut :
  • Gangguan kejiwaan akan nampaak dalam gejala-gejala kehidupan penderita, baik pada jasmani maupun rohaninya.
  • Usaha mempertahankan diri dilakukan dengan cara negatif (escape mechanism), yaitu mundur atau lari (menghindarkan diri), sehingga cara bertahan dirinya tentu salah. Hal ini akan berbeda apabila terjadi pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan, yang apabila menghadapi pesoalan justru akan segera memecahkan persoalan sehingga tidak menekan perasannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan (problem solving).
  • Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown), dan yang bersangkutan mengalami disorder (tidak semestinya atau gangguan).

Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
Kekalutan mental yang dapat di alami oleh seseorang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada disekitarnya, dalam hal ini termasuk faktor-faktor internal atau dari dalam orang itu sendiri maupun faktor eksternal atau hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya, keduanya mengacu kepada konflik dan cara seseorang tersebut menyelesaikan konflik atau masalahnya.


Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat disebutkan sebagai berikut :
  • Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
  • Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
  • Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai r

Manusia & Cinta Kasih

Manusia dan Cinta Kasih



Pengertian Cinta Kasih

Sebelum lebih dalam mengulas lebih lengkap mengenai cinta kasih, pertama-tama kita harus mengetahui apa definisi dari ‘cinta’ itu sendiri.
Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian cinta adalah perasaan sangat suka atau sayang kepada seseorang, perasaan sangat tertarik, terpikat (antara laki-laki dan perempuan), berharap sekali, rindu.
Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta, Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Tiga Unsur Tentang Cinta

Seperti yang dikemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, cinta terdiri dari tiga macam unsur. Unsur-unsur tersebut yakni:
  • Keterikatan (komitmen): maksud dari keterikatan disini adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dengan dia, memprioritaskan dia, tidak mau dengan atau bersama-sama dengan orang lain kecuali dengan dia.
  • Keintiman: maksudnya disini keintiman adalah tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dan dia tidak memiliki jarak lagi. Dimala penggilan-panggilan formal sudah ditiadakan dan diganti dengan panggilan-panggilan akrab atau sayang.
  • Kemesraan: kemesraan yakni adanya suatu perasaan ingin membelai atau dibelai, timbulnya rasa kangen apabila lama tidak bertemu, adanya ucapan yang mengunggkapkan rasa sayang.
Tiga Tingkatan Cinta
Menurut sumber yang saya dapatkan, permasalahan mengenai cinta sangatlah erat kaitannya dengan hati. Cinta dalam hati dapat dikatakan mempunyai tiga tingkatan berdasarkan lapisan hati.
Ketiga tingkatan tersebut yakni:
  • Cinta berbasis Shodr (lapisan hati luar): cinta pada tingkatan ini memiliki ciri-ciri yakni perasaan mudah gelisah, kecenderungan yang timbul adalah untuk memiliki bukan member, sifatnya jasad atau fisik, dan kental akan sifat duniawinya. Mengingginkan banyak hal tetapi tidak ingat akan mensyukuri atas apa yang sudah dimiliki.
  • Cinta berbasis Qolbu (lapisan hati tengah): pada tingkatan ini cinta ditandai dengan ciri-ciri perasaan kadang gelisah tapi kadang tenang bahagia, kadang menikmati tapi kadang menyesali, terkadang ingat kepada Allah tetapi terkadang ingat pada kekasih hati ciptaan Allah.
  • Cinta berbasis Fuad (lapisan hati dalam): Inilah cinta yang sejati, sangat dalam dan penuh sensasi yang melupakan (dunia). Ia begitu dalam sehingga tidak mudah lepas. Hatinya bergantung penuh kepada Allah SWT. Ia tidak lagi memikirkan penilaian orang terhadapnya. Itu sebabnya ia pun sering beristghfar karena khawatir tidak mampu mencintai Makhluk Allah, sehingga ada yang terzalimi karena begitu kuat cintanya kepada Allah SWT. Hatinya tenang karena dekat kepada Allah, dan hatinya pun gelisah karena ingat dosa-dosanya yang tak mampu dilihatnya.
Berbagai Bentuk Cinta
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk cinta, yaitu bias saja seseorang mencintai dirinya sendiri dan juga bisa saja seseorang mencintai orang lain. Dalam Al-Qur’an bentuk-bentuk cinta yakni:
  • Cinta diri: cinta diri merupakan suatu bentuk cinta yang muncul karena adanya suatu bentuk dorongan dalam diri manusia untuk merealisasikan dirinya yakni dengan mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan atau manfaat baginya  dan akan menjauhi atau membenci segala sesuatu yang akan mendatangkan keburukan bagi dirinya misalnya rasa sakit, penyakit, dan mara bahaya.
  • Cinta kepada sesama manusia: adalah suatu bentuk cinta yang timbul untuk memunculkan suatu keserasian dan keharmonisan dalam kehidupan dengan manusia lainnya, dimana ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Cinta ini dapat dituangkan dalam bentuk saling membantu antar manusia dan kerja sama.
  • Cinta seksual: cinta ini sangatlah erat kaitannyadengan dorongan seksual. Cinta ini bertanggung jawab untuk melestarikan kasih sayang antar manusia, keserasian, dan kerja sama antara suami-istri. Ia merupakan factor primer bagi kelangsungan hidup suatu keluarga.
  • Cinta kebapakan: cinta ini merupakan suatu bentuk dorongan psikis dan buan fisiologis. Dorongan ini Nampak pada cinta seorang bapak kepada anak-anaknya, karena mereka merupakan sumber kesenangan dan kegembiraaan bagianya, sumber kebanggaan dan kekuatan, dan merupakan factor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetep terkenangnya dia setelah meninggal dunia.
  • Cinta kepada Allah: cinta ini merupaka npuncak dari cinta manusia, yang paling jernih dan spiritual yakni cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya ketika ia berdoa dan beribadah, namun ia juga akan muncul dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Karena semua itu ditujukan kepada Allah dan mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya.
  • Cinta kepada rasul: cinta kepada rasul yang merupakan utusan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam adalah cinta yang menempati posisi ke dua setelah cinta kepada Allah. Hal ini dikarenakan rasul merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah lakunya, moral dan berbagia sifat luhurnya.
Pengertian Kasih Sayang
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta, kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.

Apabila suatu hubungan cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan perasaan yang lebh dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut lebih bertanggung jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang, mengasihi, atau saling menumpahkan kasih sayang.
Pengertian Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab.
Arti kata mesra menurut kamus bahasa Indonesia adalah lekat, merasuk, sangat erat, karib, hubungan yang mendalam.
Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah beruamh tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam.
Pengertian Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.

Sebagai contoh dari bentuk pemujaan yang berupa ritual atau dengan kata lain berhubungan dengan suatu gerakan-gerakan dan ucapan khusus adalah cara bagai mana seseorang beribadah, misalnya bagi seorang muslim bentuk ritualnya adalah sholat, dan bagi seorang kristiani melaksanakan ritual pembaptisan.
Pengertian Belas Kasih

Belas kasih adalah suatu sikap hati yang sangat mulia, belas kasih adalah suatu manifestasi dari kecerdasan. Di dalam kehidupan nyata, jika kita tidak bisa mengubah konsep mementingkan diri sendiri yang terbentuk sejak lahir ini, sudah pasti kita tidak akan bisa memperlakukan orang lain dengan belas kasih.
Seorang yang berbelas kasih, akan bermurah hati dan mengalah saat menerima serangan dari pihak lawan, akan membalas sindiran dan olokan orang dengan senyuman, akan dengan besar hati memaafkan kesalahan dan kesalah pahaman orang lain. Ia tidak tergesa-gesa dan tenang-tenang saja, menahan penghinaan tanpa berargumen, pikirannya penuh keprihatinan dan rasa kasihan atas penderitaan yang dialami oleh makhluk hidup, bersikap hambar dan tidak gentar, semua itu adalah sikap hati dari sang sadar yang kekal abadi.
Belas kasih memperlakukan seseorang tidak membutuhkan ucapan kata-kata yang terlalu banyak, tersenyum simpul saja sudah bisa meneruskan pikiran baik belas kasih ini kepada orang lain. Belas kasih merupakan suatu energi yang nyata, dia bisa melumerkan es dan salju yang berada di dalam hati manusia.
Belas kasih merupakan suatu taraf kondisi bila seseorang bisa melepaskan keakuan sama sekali dan senantiasa berpikir demi orang lain.
Opini saya mengenai tiga tingkatan cinta:
Menurut saya dari ketiga tingkatan cinta di atas masing-masing harus disertai dengan adanya kesadaran dan rasa tanggung jawab, ketiganya tidak dapat hanya dipandang dari satu sisi saja. Tingkatan yang satu tidak boleh menjatuhkan tingkatan yang lainnya, yakni dalam artian kata ketiga tingkatan cinta yang kita miliki tersebut haruslah dipandang dari sudut pandang yang objektif, yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan dan juga haruslah sesuai dengan takarannya sehingga tidak kelewat batas. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak akan menimbulkan kebaikan dan keharmonisan dalam kehidupan kita.
Cinta kepada Tuhan dan ciptaan-Nya di bumi ini saya rasa adalah yang paling baik, karena rasullullah saw. sendiri mengajarkan umatnya supaya dapat berguna bagi seluruh alam dan beliau merupakan utusan Allah yang merupakan teladan yang nyata bagi kita semua. Dan apabila kita tetap bersikeras hanya ingin mencintai berbasis Fuad saja tanpa mempedulikan hal-hal lain yang bersifat fisik yang telah di ciptakan Allah, itu berarti kita telah berlebihan dan tidak mensyukuri akan apa yang telah Allah berikan kepada kita. Sebagai contoh, bumi alam semesta dan isinya yang merupakan ciptaan-Nya, padahal semua itu diciptakan untuk berbagai keperluan manusia itu sendiri. Jadi hendaklah kita selalu bersyukur dan mencintai dengan cara tidak berlebihan atau seimbang.